JAKARTA - Pemerintah berencana memulangkan 238 warga negara Indonesia (WNI) yang telah diobeservasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau, pada Sabtu 15 Januari 2020. Mereka diobservasi pasca-pulang dari Wuhan, China akibat merebaknya virus korona (Covid-19).
WNI tersebut akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing setelah dinyatakan sehat dan tidak terinfeksi virus korona. Data terbaru, virus ini telah merenggut 1.357 nyawa dan menjangkit 60.015 orang di seluruh dunia.
Berikut rangkuman Okezone terkait proses evakuasi WNI dari Wuhan hingga rencana kepulangan mereka ke daerah asal.
1. Evakuasi WNI di Wuhan, 7 Orang Gagal Dipulangkan
Sedianya pemerintah akan mengevakuasi 245 WNI dari Wuhan menuju ke Natuna. Namun tercatat tujuh orang gagal dipulangkan setelah empat WNI menolak pulang, serta tiga lainnya mengalami sakit.

Menkes Terawan Agus Putranto memastikan tiga WNI yang sakit tersebut bukan karena terjangkit virus korona. Meski begitu, ketiganya harus melapor ke pemerintah China dan menjadi tanggung jawab otoritas setempat.
2. Obeservasi di Natuna
Setelah tiba di Indonesia, sebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan tersebut harus melalui obeservasi di Natuna selama 14 hari, guna memastikan mereka tidak terjangkit virus korona.
Evakuasi WNI dari Wuhan menggunakan Batik Air dan langsung bertolak menggunakan pesawat TNI AU, setibanya di Bandara Hang Nadim ke Natuna.
Baca juga: Ini Cara Pemerintah Pulangkan WNI yang Diobservasi di Natuna
Alasan Pulau Natuna sebagai lokasi observasi karena jauh dari permukiman warga. Selain itu, ratusan WNI tersebut di tempatkan di kompleks militer.
Menkes Terawan mengatakan pihaknya membutuhkan kedisiplinan bagi para peserta observasi. Sehingga kompleks militer dipilih sebagai lokasi obeservasi agar memudahkan untuk dipantau.
3. Aktivitas Selama Observasi
Selama 14 hari diobeservasi, ratusan WNI itu tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. Hanya saja, mereka belum bisa bertemu dengan keluarga atau warga lainnya.
Mereka juga diwaajibkan melakukan senam pagi untuk menjaga kesehatan. Kemenkes memperbolehkan mereka menelefon keluarga hingga karokean untuk mengisi waktu selama diobservasi.

Menkes Terawan menyatakan, para WNI mempunyai kegiatan yang padat selama diobservasi. Selain itu, mereka juga terus menggelar doa bersama agar tetap mendapat perlidungan dari Tuhan Yang Maha Esa.