Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Hasan Gayo Pimpin Pengambilalihan Aset Kereta Api dari Jepang

Windy Phagta , Jurnalis-Senin, 02 Maret 2020 |19:59 WIB
Kisah Hasan Gayo Pimpin Pengambilalihan Aset Kereta Api dari Jepang
Muhammad Hasan Gayo (Istimewa)
A
A
A

Hasan Gayo lalu memilih sebagai wartawan surat kabar Indonesia Raya. Tapi tidak lama. Ia lalu mendirikan surat kabar "Suluh Indonesia" bersama Satya Graha dan Sayuti Malik. Surat kabar ini corong dari PNI. Sebelumnya saat aktif bergrilya, Hasan Gayo mejadi pimpinan redaksi "Godam Jelata" diterbitkan di Cirebon, dan wartawan harian "Genderung" juga terbit di Cirebon. Ia juga pernah membantu penerbitan majalah pertama di zaman Indonesia merdeka dalam bahasa Inggris "Voice of Free Indonesia."

Hasan Gayo diangkat sebagai Anggota MPRS 1960-1967 oleh Presiden Soekarno sebagai utusan golongan dan merangkap sebagai anggota Badan Pembantu Pimpinan (BPP) MPRS. Ketika itu Ketua MPRS adalah Chaerul Saleh, teman akrab Hasan Gayo sejak di "Grup Pemuda Radikal" di Menteng 31.

Pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan No: 744/VI/1982 tanggal 26 Juni 1982, menganugerahkan "Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia" pada 1982 kepada Muhammad Hasan Gayo. Ia meninggal dunia 1993.

Buku ini juga menceritakan, bahwa Hasan Gayo saat di Jakarta, pernah tinggal di rumah Mudigdo, pegawai yang bekerja di Domei, kantor berita Jepang. Ia tinggal di rumah itu bersama Tgk Ilyas Leube, pemuda Gayo yang juga hijrah ke Jakarta.

Adam Malik juga bekerja di Domei. Di sinilah Hasan Gayo dan Adam Malik berkenalan. Domei adalah peralihan Kantor Berita Antara pada saat Jepang datang ke Indonesia. Antara didirikan oleh Adam Malik bersama Sumanang, Sipahutar dan lain-lain.

Nama Muhammad Hasan Gayo saat ini ditabalkan menjadi nama lapangan pacuan kuda Belang Bebangka Aceh Tengah. Hasan Gayo juga punya perhatian besar terhadap kemajuan pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di kampung halamannya, Tanah Gayo.

Ia menggagasi berdirinya Asrama Mahasiswa Lut Tawar di Jalan Muria Jakarta dan Yogyakarta. Ia juga ikut mengusahakan berdirinya STM Pertanian di Aceh Tengah dan Universitas Gajah Putih Takengon. Hasan Gayo menulis buku "Perang Gayo Alas Melawan Kolonialis Belanda" diterbitkan Balai Pustaka. Buku ini salah satu rujukan penting perjuangan rakyat Gayo Alas menentang pejajahan Belanda.

"Beliau, Hasan Gayo, sosok yang luar biasa. Tapi tidak banyak publikasi mengenai sosok ini," kata Mukhlissuddin Ilyas, Penanggung Jawab Redaksi Bandar Publishing sekaligus penyunting buku itu.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement