CIREBON - Jumlah penderita demam berdarah dengeu (DBD) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengalami penurunan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat, sampai Rabu (11/3/2020), jumlah penderita DBD mencapai 173 orang, dengan korban meninggal dunia sebanyak dua orang.
Kadinkes Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni menerangkan, di tahun 2019 pada periode yang sama, jumlah penderita DBD di Kabupaten Cirebon mencapai angka 584 orang, dengan korban meninggal dunia sebanyak 5 orang. Sedangkan di tahun ini, penderita DBD mencapai 173 orang, dengan korban meninggal dunia sebanyak 2 orang.
Eni menjelaskan, dua orang yang meninggal dunia akibat DBD saat ini adalah pasien anak-anak dan orang dewasa. Mereka diketahui merupakan warga Desa Plumbon dan Desa Pamengkang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
"Penurunannya jauh sekali. Tahun kemarin di periode yang sama jumlahnya 584 pasien. Kalau sekarang hanya 173 pasien, dengan korban meninggal dunia sebanyak dua orang," kata Eni kepada Okezone, Rabu (11/3/2020).
Lebih lanjut ia mengimbau agar masyarakat di Kabupaten Cirebon menerapkan pola hidup bersih. Selain itu, Eni meminta supaya masyarakat memperhatikan tempat-tempat yang berpotensi sebagai habitat hidup jentik nyamuk.
Eni mengaku, pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan penyakit DBD. Salah satunya adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan penyakit DBD.
"Petugas puskesmas akan memberikan edukasi ke masyarakat. Masyarakat juga harus memperhatikan kondisi sekitarnya," jelas Eni.
Di tempat yang sama, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, masyarakat di Kabupaten Cirebon harus mengetahui karakteristik penyakit DBD. Sebab, penyakit DBD memiliki siklus tersendiri yang biasa disebut dengan siklus pelana kuda.
Ia memaparkan, dalam siklus pelana kuda, demam yang diderita pasien DBD akan mereda atau turun di hari ke lima (terhitung saat pasien pertamakali terkena DBD). Setelah itu, pada hari ke enam dan ke tujuh, demam yang diderita pasien DBD akan kembali naik. Ia menyarankan, supaya pasien yang terkena DBD tetap memeriksakan kondisi tubuhnya sampai masa siklus pelana kuda berakhir.
"Biasanya mereka enggan memeriksakan atau dibawa ke rumah sakit. Soalnya pas hari ke lima demamnya turun. Mereka mengira sudah baikan. Padahal di hari ke enam itu akan naik demamnya," ucap Nanang.
(Awaludin)