PALEMBANG - Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Coronavirus Disease (Covid-19) Sumatera Selatan (Sumsel), menyesalkan adanya pemakaman seorang pasien dalam pengawasan (PDP) yang dilakukan tanpa mengikuti protokol Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumsel, Yusri, membenarkan adanya proses pemakaman PDP yang tidak mengikuti protokol Covid-19. Menurutnya, kejadian itu terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Dia menjelaskan, pasien PDP nomor 01 di daerah itu berjenis kelamin perempuan berusia 30 tahun. Pasien itu meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit yang ada di Kota Lubuklinggau dengan keluhan awal sesak napas, pada Selasa 14 April 2020.
"Berdasarkan informasi yang kami terima dari petugas di lapangan, pemakaman PDP yang bersangkutan tidak dilakukan sesuai dengan protokol layaknya pasien Covid-19. Alasannya, pihak keluarga pasien menolak," katanya, Rabu (15/4/2020)
Baca Juga: Gubernur Sumbar Perpanjang Tanggap Darurat Corona hingga 29 Mei
Yusri bilang, hal itu tentu sangat disesalkan meskipun sejauh ini hasil laboratorium yang bersangkutan belum keluar sehingga belum dapat dipastikan apakah positif terpapar Covid-19 atau tidak.
"Tapi yang jelas kita juga sudah minta kepada Gugus Tugas setempat agar memberikan edukasi kepada keluarga pasien itu dan meminta agar mereka melakukan isolasi mandiri sembari menunggu hasil laboratoriumnya keluar," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Muratara, Susyanto, membenarkan adanya seorang pasien PDP yang dimakamkan tanpa protokol Covid-19 di daerahnya. Menurutnya, berdasarkan laporan dari pihak rumah sakit, jenazah pasien tersebut dijemput paksa oleh pihak keluarga.
"Tim kita disini sebenarnya sudah siap menjalankan proses pemakaman sesuai protokol Covid-19. Tapi, ada penolakan dari pihak keluarga," katanya.
Meski begitu, kata dia, Tim Gugus Tugas juga memberikan edukasi kepada pihak keluarga agar tetap berhati-hati dalam menangani jenazah pasien tersebut. Seperti mengenakan masker, dan pemakaman diminta agar tidak dihadiri banyak orang. Meskipun, sampai saat ini belum ada hasil dari laboratorium.
"Kita tidak bisa memaksa, kita gunakan cara persuasif dengan memberikan pemahaman kepada keluarganya," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah mendata sejumlah keluarga dan tetangga yang terlibat dalam pengurusan jenazah PDP itu. Dengan begitu, jika nanti hasil laboratorium manyatakan positif, maka lebih memudahkan melakukan proses pelacakan mereka yang melakukan kontak langsung dengan jenazah pasien.
"Kita berharap semoga hasilnya negatif. Tapi yang jelas kita sudah upayakan langkah-langkah pencegahan," ujarnya.
(Arief Setyadi )