Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Kolombia Gantungkan Kain Merah Sebagai Tanda SOS di Tengah Lockdown COVID-19

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 28 April 2020 |20:19 WIB
Warga Kolombia Gantungkan Kain Merah Sebagai Tanda SOS di Tengah <i>Lockdown</i> COVID-19
Warga di distrik kelas pekerja Girardot, Bogota, Kolombia, menggantungkan kain merah di pintunya, menunjukkan bahwa orang di dalam rumah membutuhkan bantuan. (Foto: Nadege Mazars/Al Jazeera)
A
A
A

BOGOTA – Warga kelas pekerja di Ibu Kota Kolombia, Bogota mengantungkan kain berwarna merah, baik itu syal atau kaos, untuk menunjukkan bahwa mereka membutuhkan bantuan, di tengah penguncian (lockdown) pandemi virus corona (COVID-19) di negara itu.

Seperti di banyak negara lain di dunia, kebijakan lockdown yang diterapkan guna mencegah penyebaran virus yang menyebabkan penyakit gangguan pernafasan itu telah membuat banyak orang kehilangan sumber pendapatan, karena tidak dapat bekerja atau diberhentikan dari tempat kerja.

Pemerintah Kolombia mengatakan bahwa mulai 7 April dan seterusnya, pemerintah akan mulai memberikan subsidi 160.000 Peso (sekira Rp600 ribu) rata-rata per rumah tangga, untuk tiga juta keluarga yang berada dalam situasi "kemiskinan, kemiskinan ekstrim dan kerentanan". Namun, banyak dari mereka yang belum mendapatkan bantuan itu sampai saat ini.

Di tengah situasi seperti itulah, kain merah digantungkan di rumah-rumah di lingkungan miskin Bogota.

"Ini adalah SOS. Untuk menunjukkan tidak ada dukungan, bahwa orang tidak dalam keadaan yang baik," kata Jefferson Gonzales yang menggantungkan kaos merah di luar rumahnya di lingkungan Las Cruces, sebagaimana dilansir Al Jazeera. SOS adalah kode internasional yang digunakan untuk menunjukkan seseorang dalam kesulitan dan meminta bantuan.

Gonzalez, seorang montir berusia 32 tahun, yang tidak dapat bekerja dengan pergelangan tangan yang patah, belum menerima bantuan dari pemerintah. Beberapa tetangga terkadang membantunya dengan makanan, tetapi itu tidak cukup.

Fenomena kain merah dimulai beberapa pekan yang lalu, di daerah miskin Soacha, di pinggiran Bogota, di mana sebagian besar penduduk bekerja secara informal, tanpa kontrak atau keamanan pekerjaan, dan hidup sehari-hari dari pendapatan mereka .

Penguncian virus corona di Kolombia, yang dimulai pada 24 Maret, menghentikan pekerjaan mereka secara dramatis ketika pemerintah melarang orang-orang di jalanan untuk menghentikan penyebaran virus. Penguncian itu semula akan berakhir pada 27 April, tetapi Presiden Ivan Duque memperpanjangnya selama dua pekan lagi, menyebabkan kepanikan lebih lanjut di antara kelas pekerja.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement