Pedemo Bersenjata Masuk Gedung Perlemen Michigan AS Tuntut Pencabutan Lockdown
LANSING – Pedemo, di antaranya bersenjata menerobos masuk ke gedung parlemen di Negara Bagian Michigan, AS pada Kamis, 30 April. Mereka menuntut agar pemerintah mencabut perintah lockdown.
Polisi negara bagian dengan mengenakan masker berusaha menghalangi para pedemo yang tidak mengenakan masker.
"Tepat di atas saya, orang-orang dengan senapan meneriaki kami," tweet Senator Dayna Polehanki.
"Beberapa kolega saya yang memiliki rompi anti peluru memakainya," lanjutnya.
Di luar gedung, banyak para pengunjuk rasa yan membawa spanduk, salah satunya menyamakan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dengan Adolf Hitler.
Mengutip AP News, Jumat (1/5/2020) demo itu digagas oleh Michigan United for Liberty dengan tema American Patriot Rally.
"Kami tidak menyetujui hak-hak kami dibatasi alasan apa pun, termasuk karena pandemi Covid-19," kata kelompok itu di halaman Facebook mereka yang memiliki lebih dari 8.800 anggota.
"Kami percaya bahwa setiap orang Amerika dan setiap Michigander (warga Michigan) memiliki hak untuk bekerja demi keluarga, bepergian dengan bebas, berkumpul untuk ibadat, untuk memprotes pemerintahdan serta mendapatkan perawatan.”
Sehari sebelumnya, pengadilan Michigan memutuskan bahwa perintah tinggal di rumah yang dikeluarkan oleh Gebernur Whitmer pada 24 Maret tidak melanggar hak konstitusional warga,.
Pada 16 April sekitar 3.000 pengunjuk rasa, beberapa dari mereka bersenjata, turun ke jalan menuntut pencabutan perintah tinggal di rumah.
Sehari kemudian Trump memberikan dukungannya kepada para pedemo dengcan mencuit, tweeting "LIBERATE MICHIGAN! (bebaskan Michigan)"
Whitmer mengabaikan demo warga dan memaklumi kemarahan warganya.
"Saya sudah mengatakannya sebelumnya, dan saya akan mengatakannya lagi, Michigan adalah tempat yang luar biasa untuk hidup karena orang-orang yang menyebutnya rumah. Ada jutaan Michiganders melakukan peran mereka untuk memperlambat penyebaran # COVID19 setiap hari Kami akan menyelesaikan ini bersama-sama," cuitnya.
(Rachmat Fahzry)
