Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Saksi Mata Ungkap Kronologi Kasus Pelarungan ABK Longxing 629

Ahmad Luthfi , Jurnalis-Kamis, 21 Mei 2020 |15:47 WIB
Saksi Mata Ungkap Kronologi Kasus Pelarungan ABK Longxing 629
(Foto: iNews/YouTube)
A
A
A

JAKARTA - Saksi mata mengungkap kronologi pelarungan ABK asal Indonesia di kapal Longxing 629. Ical sebagai saksi mata pelarungan menceritakan kronologi pelarungan ABK di kapal tersebut.

"Saya mendengar cerita dari anak-anak dari teman-temannya saya tampung sebagai saya tuan rumah di kapal itu ya. Saya tanya mereka itu sakitnya itu sudah hampir 3 bulan atau 4 bulan yang lalu sebelum kejadian itu," tutur Ical dalam video di akun YouTube Official iNews.

Menurutnya, sebelum kejadian pelarungan itu terjadi, ABK sudah merasakan sakit seperti kaki bengkak hingga nafas yang tidak normal.

"Dalam posisi keadaan sakit, saya tanya-tanya mereka dikasih obat tidak? Dikasih obat cuma antibiotik suruh makannya yang tidak wajar lah 5 tablet sampai 6 tablet lebih, makanya mereka tidak meminumnya karena kalau menurut pikiran mereka itu berlebihan lah menurutnya kayak gitu kan bisa-bisa jadinya overdosis kayak gitu," katanya.

ABK yang merasa tidak enak badan bertanya kapan kapal akan sampai. Teman-teman mencoba menguatkan hatinya, namun akhirnya ia meninggal dunia. "Tapi mungkin Allah berkehendak lain yang akhirnya almarhum meninggal dunia di situ," ujarnya.

Ical menceritakan, sempat terjadi perdebatan dengan kapten kapal, kemudian jenazah dimasukkan ke freezer. Keesokan harinya, ABK diminta untuk menandatangani surat berbahasa China.

"ABK di kapal itu semuanya tanda tangan meskipun itu penghuni aslinya atau ABK titipannya semua tanda tangan sama orang-orang China-nya, tanda tangan sudah beres. Kenapa langsung mayat mau dilarung itu pun kita sempat diskusi kenapa kan kapal ini sudah mau perjalanan pulang ke Korea, kenapa kok nggak dibawa ini jenazah ke darat," jelasnya.

Sempat terjadi perdebatan sebelum jenazah akan dilarung, namun karena ABK tidak memiliki kekuatan, kapten kapan memutuskan untuk melarung.

"Ya rasanya mereka demi kesehatan katanya, kenapa kok kebersihan, sementara di dalam freezer itu sudah nggak ada apa-apa cuma stok makanan, ikan sudah enggak, sudah tidak ada di kapal. Jadi otomatis seisi freezer itu kosong. Karena kita berdebat-debat, kita nggak punya kekuatan ya mas, karena kita ABK enggak punya wewenang lah intinya untuk itu. Akhirnya, kapten memutuskan sendiri untuk melarung," terangnya.

(Ahmad Luthfi)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement