"Ini baru seminggu belakangan ini padet banget, mungkin mau lebaran juga. Kalau kita siaga di pintu-pintu masuk mengingatkan pengunjung pakai masker, cek suhu. Pernah ada beberapa yang suhunya di atas 37, terus kita jelasin akhirnya kita suruh cek darah dan istirahat di rumah, jadi enggak dikasih masuk," jelasnya.
Sebagai Satpam pasar, dituturkan Tisna, bekerja di masa normal sangat berbeda jauh dengan kondisi saat ini yang dilanda wabah Covid-19. Apalagi jika jumlah pengunjung membludak. Keluar-masuk orang dengan latar belakang kesehatan yang tak diketahui, sulit dideteksi secara fisik.
"Kan memang banyak juga di berita-berita ya, ada yang tertular karena berkerumun begitu, di ruangan, di pasar. Resikonya itu, makanya sebisa mungkin saya selalu jaga kebersihan, terutama cuci tangan, pakai masker," imbuh pria yang tinggal di Kampung Mekar Jaya, Serpong itu.
Diceritakan Tisna, ada kekhawatiran tersendiri bagi dia dan istri dengan risiko pekerjaannya itu. Oleh karenanya, saat pulang kerja, Tisna langsung mengganti pakaian dan mandi bersih dari ujung rambut hingga ujung kaki.