Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Penggalan Pidato Presiden Soekarno Mengenalkan Pancasila di Sidang Majelis PBB

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Senin, 01 Juni 2020 |12:11 WIB
Penggalan Pidato Presiden Soekarno Mengenalkan Pancasila di Sidang Majelis PBB
Presiden Sukarno berpidato di Sidang Majelis PBB pada 30 September 1960. (Foto/Bettman/CORBIS)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Soekarno di depan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke XV pada 1960 di New York, Amerika Serikat, mengemukakan konsep Pancasila yang merupakan intisari dari peradaban Indonesia.

Presiden Soekarno berpidato sekira 2 jam dengan judul pidato “Membangun Dunia Baru (To Build The World a New)” it. Dalam pidato 70 halaman itu, Presiden Soekarno meminta PBB memasukkan Pancasila dalam piagam PBB yang dianggapnya sudah ketinggalan zaman.

“Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa diterimanya kelima prinsip itu dan mencantumkannya dalam piagam, akan sangat memperkuat organisasi ini,” kata Soekarno.

“Saya yakin, ya, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa diterimanya kelima prinsip itu dan dicantumkannya dalam piagam, akan sangat memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saya yakin, bahwa Panca Sila akan menempatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa sejajar dengan perkembangan terakhir dari dunia. Saya yakin bahwa Panca Sila akan memungkinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghadapi hari kemudian dengan kesegaran dan kepercayaan. Akhirnya, saya yakin bahwa diterimanya Panca Sila sebagai dasar piagam, akan menyebabkan piagam ini dapat diterima lebih ikhlas oleh semua anggauta, baik yang lama maupun yang baru.”

Berikut penggalan pidato Presiden Soekarno yang mengemukakan Pancila kepada dunia yang mengutip Situs Kepustakaan Presiden-Presiden.

"Sesuatu" itu kami namakan "Panca Sila". Ya, "Panca Sila" atau Lima Sendi Negara kami. Lima Sendi itu tidaklah langsung berpangkal pada Manifesto Komunis ataupun Declaration of Independence. Memang, gagasan-gagasan dan cita?cita itu, mungkin sudah ada sejak berabadabad telah terkandung dalam bangsa karni. Dan memang tidak mengherankan bahwa fahamfaham mengenai kekuatan yang besar dan kejantanan itu telah timbul dalam bangsa kami selama dua ribu tahun peradaban kami dan selama berabad-abad kejayaan bangsa, sebelum imperialisme menenggelamkan kami pada suatu saat kelemahan nasional.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement