Selain terpaksa tinggal sendirian di rumah tidak layak huni (RTLH) atau tepatnya rumah reyot, ia juga belum mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diperuntukkan pemerintah bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Alasannya, karena tidak punya data kependudukan EKTP padahal Emak Sawanah mengaku sangat ingin mendapatkan seperti tetangganya yang lain.
"Meunang-meunang beas, emak mah hayang (dapat-dapat beras juga gak apa-apa, Emak mau). Saya tanya kenapa tidak dapat BLT, karena tidak punya E-KTP. Saya kemudian berkoordinasi dengan RT setempat dan segera mendaftarkan KK-nya, untuk E-KTP menyusul supaya bisa dapat bantuan,” tutur Delima.
Abu Tholib, Sekretaris Desa Sukatani mengaku sebenarnya telah meminta RT setempat untuk mendata warga yang tidak memiliki memiliki E-KTP seperti Emak Sawanah, namun Emak Sawanah selama ini selalu menolak.
“Akhirnya tadi pagi sudah kami bawa ke kantor kecamatan untuk rekam E-KTP, sebelumnya pernah juga kita minta tapi di ngamuk. Kalau gak ada E-KTP input onlinenya kan mental itu sebabnya dia belum bisa dapat BLT. Tadi kami sudah rapat di desa agar Emak Sawanah bisa dapat BLT dan rencananya juga akan membuat keropak untuk nambah-nambah bantuan,” kata Sekdes Tholib meyakinkan.
Dalam kesempatan terpisah, Camat Wanassalam, Cece Saputra langsung memerintahkan kepada jajaran RT dan desa untuk menanganani masalah Emak Sawanah yang beberapa hari terakhir ramai di sosial media. Camat Cece memastikan bahwa Emak Sawanah akan mendapatkan haknya untuk menerima BLT seperti 425 KK lainnya di Desa Sukatani sebesar Rp 1,8 jt yang akan diberikan dalam 3 tahap.