SEORANG pria Amerika Serikat (AS) berusia 30 tahun telah meninggal karena virus corona setelah menghadiri "pesta COVID" untuk menguji apakah virus itu hanya hoaks belaka.
Pria itu menghadiri pesta dengan orang yang terinfeksi dan kemudian meninggal di Rumah Sakit Methodist di San Antonio, Texas, jelas Kepala Petugas Medis rumah sakit Dr Jane Appleby kepada New York Times.
"Saya pikir saya melakukan kesalahan. Saya pikir ini hanya hoaks, tetapi tidak," kata pria itu kepada perawatnya sebelum meninggal, kata Dr. Appleby sebagaimana dilansir 9News.
"Pesta COVID" diadakan untuk menguji apakah virus corona ada atau secara sengaja memaparkan orang dengan virus tersebut, dalam upaya untuk mendapatkan kekebalan.
Pertemuan itu "berbahaya, tidak bertanggung jawab dan berpotensi mematikan," kata dokter darurat di Rumah Sakit Lenox Hill, New York City, Dr Robert Glatter, kepada Times.
"Menghadiri pesta seperti itu mungkin merupakan jalan menuju kematian dini, jika bukan kelelahan kronis dan tak henti-hentinya, nyeri dada, kesulitan bernapas dan demam setiap hari, jika Anda benar-benar selamat," katanya.
Sebelum vaksin cacar air, pihak-pihak serupa diadakan untuk menginfeksi anak-anak dengan penyakit ini dalam upaya membangun kekebalan mereka.
Dr Glatter mengatakan virus corona tidak berperilaku sama seperti cacar air, dan pesta-pesta untuk kedua virus itu tidak boleh digelar.
Baca Juga: Dukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Morowali Hibahkan Tanah ke KKP
(dka)