JAKARTA - Efek pandemik Covid-19 yang melanda Indonesia membuat keuangan Sutrisno terganggu. Ia pun terpaksa mengadaikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) anaknya Mei 2020, lantaran menghidupi keluarga.
Meski demikian, Sutrisno mengakui gadai sendiri tanpa bunga dan murni dari kebaikan pemilik toko seragam. Tanpa belas kasihnya, Sutrisno yakin keluarga kecilnya akan kelaparan.
“Saya sudah dari April 2020 dipecat. Selama itu saya kerja serabutan sebagai kuli panggul dengan gaji Rp60 ribu per hari,” kata Sutrisno didampingi istrinya, Enur, ditemui di rumahnya, Jalan Kayu Besar, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (15/7/2020).
Sebelumnya, telatnya pencairan uang Kartu Jakarta Pintar (KJP) membuat 219 orang tua murid di Kalideres, Jakarta Barat menggadaikan KJP anaknya ke salah satu toko peralatan sekolah.
Sutrisno tak menyadari kesalahan itu membuat anaknya terancam di cabut KJP-nya. Ia mengaku tak bisa berbuat banyak di tengah kondisi pandemik, ekonomi keluarganya kemudian menjadi porak poranda.
Jauh sebelum dirinya mengadaikan KJP di pertengahan Mei 2020. Sutrisno mengaku sempat menggadaikan sepeda motornya di pusat gadai. Namun, karena motornya sangat dibutuhkan ia kembali menebusnya.
Kondisi ekonominya kemudian kian tak jelas setelah keluarga kembali terganggu. Tanpa pemasukan stabil, ia pun terpaksa menggadaikan smartphone dan kembali ditebus seminggu kemudian.
“Kan sekarang sekolah online, apalagi waktu itu lagi ujian. Jadi mau tak mau saya tebus,” ucapnya.