JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati melaporkan sebanyak 36 orang meninggal dunia dan 15.994 orang terdampak banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Utara.
“Berikut tadi disampaikan data terakhir dari usaha kami menerima data sebanyak 36 meninggal dunia, kemudian 40 hilang dan 58 luka-luka dan sebanyak 14.483 dalam keadaan mengungsi,” kata Raditya dalam Konferensi Pers penanganan banjir bandang Luwu Utara, Sulawesi Selatan di Media Center BNPB, Jakarta (19/7/2020).
BACA JUGA: Pasca-Banjir Bandang, Luwu Utara Kerap Diguyur Hujan Lebat
Raditya mengatakan dari 14.483 jiwa atau sebanyak 3.627 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi terbagi di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Masamba sebanyak 7.748 orang, Kecamatan Baebunta sebanyak 5.808 orang, dan Kecamatan Sabbang sebanyak 927 orang.
Raditya mengatakan dari data, penyebab banjir Luwu Utara pada peta Inarisk adalah alih fungsi lahan.
“Kira-kira ada peralihan fungsi lahan. Demikian sejarah atau histori dari kejadian perubahan pengalihan lahan yang belum ada galian, kemudian ada galian dan seterusnya dan ada beberapa yang sudah tertutup oleh vegetasi. Artinya sudah ada upaya untuk melakukan perbaikan lahan dan ini adalah data langsung yang kami dapatkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut.
BACA JUGA: 4.202 Rumah, Jalan hingga Sawah Terdampak Banjir Bandang Luwu Utara
“Yang pertama adalah masalah curah hujan yang cukup tinggi, yang kedua peralihan fungsi lahan, yang ketiga memang ada sejarah dalam patahan yang mengakibatkan kondisi formasi di kawasan hulu lemah sehingga menyebabkan memudahkan dalam longsor,” ujarnya.
Di antara 14.483 orang terdampak banjir terdapat kelompok rentan di mana terdapat 2.530 lansia, 870 balita (142 di antaranya bayi), dan 137 ibu hamil.
“Saat ini kita juga sudah mendapatkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan pusdalop dan teman-teman TRC bahwa kelompok rentan juga telah teridentifikasi. Ini memudahkan bagi tim yang melakukan bantuan dalam hal logistik dan seterusnya bisa terlaksana dengan baik,” jelas Raditya.
(Rahman Asmardika)