JAKARTA - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra menilai kebijakan ganjil genap kurang tepat untuk dilaksanakan. Sebab, angka penyebaran kasus virus corona masih tinggi, sehingga kebijakan tersebut berpotensi meningkatkan kasus baru.
"Hemat saya memang tidak tepat ganjil genap dibuka saat ini, memang transportasi umum juga masih sangat berisiko," kata Hermawan saat dikonfirmasi Okezone, Sabtu (1/8/2020).
Baca Juga: Kasus Positif Corona Bertambah 2.040, Jakarta Jadi Penyumbang Terbanyak dengan 430
Hermawan memahami langkah tersebut diambil untuk mengurai kendaraan di Ibu Kota yang saat ini sudah mulai kembali macet. Namun, seharusnya bukan membuat kebijakan ganjil genap melainkan membatasi kegiatan perkantoran.
"Harusnya ada pembatasan pada aspek pekerjaan, itulah makna PSBB Transisi, kalau (perkantoran) dibuka semua seolah-olah tanpa makna jadinya," kata Hermawan.