Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum menyebut tindakan itu sebagai "tindakan agresi " yang "bertujuan untuk memperburuk krisis rakyat kami di Jalur yang diblokade". Daerah kantong pantai Mediterania bergantung pada Israel untuk sebagian besar bahan bakar dan gasnya.
Gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun lalu bertujuan untuk melihat apakah Israel mengizinkan proyek pembangunan baru, termasuk zona industri dan rumah sakit. Kesepakatan itu terjadi menyusul peningkatan tindak kekerasan yang fatal.
BACA JUGA: Pertama Kali dalam Beberapa Bulan, Mesir Izinkan Warga Tinggalkan Gaza
Hamas menuduh Israel tidak sepenuhnya mematuhi kesepakatan tersebut. Sementara Israel, yang menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, menghindari negosiasi langsung dan tidak pernah secara terbuka mengakui kesepakatan tersebut.
Pada Rabu (12/8/2020), Israel mengurangi luas area penangkapan ikan yang diizinkan bagi warga Palestina dari 15 mil (24 km) menjadi delapan mil (13 km), sebagai balasan lain dari peluncuran balon tersebut.
(Rahman Asmardika)