GAZA - Mesir telah membuka titik penyeberangan utama di Gaza bagi ribuan warga Palestina yang terjebak di kedua sisi perbatasan karena krisis virus corona. Ini merupakan pertama kalinya Mesir membuka titik penyeberangan itu sejak Mei.
Warga Gaza yang memiliki paspor Mesir, paspor asing, dan pasien yang ingin mendapatkan perawatan kesehatan di luar wilayah itu diizinkan keluar melalui titik penyeberangan di Rafah, yang dibuka selama tiga hari.
Kementerian Dalam Negeri Palestina yang dijalankan oleh Hamas mengatakan bahwa sekira 500 orang dijadwalkan meninggalkan Jalur Gaza pada Selasa (11/8/2020), pertama kalinya sejak Maret. Sementara warga Palestina yang terdampar di Mesir dan luar negeri akan diizinkan kembali ke rumah.
BACA JUGA: 10 Tahun Ditutup, Mesir Buka Kembali Perbatasan dengan Gaza
Diwartakan VOA, Gaza tampaknya berhasil mencegah perebakan virus corona, sebagian karena blokade yang dilakukan Israel-Mesir yang telah membatasi dengan ketat pergerakan orang yang masuk dan keluar wilayah itu. Israel dan Mesir memberlakukan pemblokiran itu pada 2017 setelah kelompok militan Islam Hamas menguasai Gaza.
Gaza melaporkan 81 kasus virus corona, tetapi semua warga yang terjangkit virus itu berada di pusat karantina wajib yang didirikan Hamas bagi siapa pun yang kembali ke wilayah itu. Belum ada laporan tentang perebakan virus corona di dalam Gaza.
BACA JUGA: Mesir Berencana Buka Jalur Gaza Selama Empat Hari
Untuk menyiapkan kembalinya ribuan warga Palestina lewat Rafah, Hamas telah membuka lebih banyak fasilitas isolasi di sepanjang Jalur Gaza.
Kehidupan di Gaza kembali normal meskipun dibayangi virus itu. Minggu lalu sekolah-sekolah dibuka kembali. Masjid, kafe, pusat kebugaran dan olahraga hingga gedung pernikahan juga dibuka.