Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kajian Potensi Gempa & Tsunami Dahsyat Dibangun dengan Banyak Asumsi

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Kamis, 01 Oktober 2020 |08:01 WIB
Kajian Potensi Gempa & Tsunami Dahsyat Dibangun dengan Banyak Asumsi
Foto: Illustrasi Shutterstock
A
A
A

Eko mengingatkan, hasil kajian peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko yang mengeluarkan hasil penelitiannya yang menyebut ada potensi tsunami di Pandenglang, Jawa Barat setinggi 57 meter akibat gempa bumi megathrust.

"Pak Widjokongko BPPT pernah mengeluarkan angka ketinggian tsunami yang berbeda beberapa waktu lalu, yang menimbulkan kehebohan karena menggunakan asumsi yang berbeda," imbuhnya.

Kajian Gempa & Tsunami untuk Tata Ruang di Kawasan Pantai

 

Eko menambahkan, hasil kajian potensi adanya gempa dan tsunami diharapkan sebagai acuan dasar dalam manajemen tata ruang wilayah pantai.

"Meskipun seringkali diklaim bahwa peta risiko tsunami itu sudah ada tapi baik kualitas data, maupun skala petanya sangat tidak memadai untuk digunakan sebagai basis bagi mitigasi risiko tsunami secara umum maupun basis tata ruang secara khusus," tuturnya.

Ia menerangkan, Pemkot Padang sampai kebingungan untuk memilih kajian dari para ahli dalam memperkirakan tsunami kota Padang lantaran adanya lima buah model rendaman tsunami yang berbeda-beda.

"Kalau yang dimaksud adalah potensi atau ancaman bencana tsunami, maka aspek penting pertama yang harus dikelola adalah tata ruang wilayah pantai. Kita mestinya bisa belajar dari kasus Tsunami Selat Sunda 2018 dan Palu 2018," tuturnya.

Sementara itu tsunami terhitung tsunami kecil yang inundasi gelombangnya hanya mencapai sekitar 200 meter dari garis pantai.

"Jika aturan sempadan pantai dipatuhi, maka seharusnya tidak perlu jatuh korban jiwa atau setidaknya korban jiwa dan kerugiannya akan bisa diminimalkan," pungkasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement