Profesor Riset Geologi-Geofisika itu melanjutkan, data seismik refleksi dalam (deep seismic relection) yang menembus perut Sumatera sampai kedalaman 50-60 kilometer ada di dua daerah yakni daerah episentral gempa Aceh 2004 dan satu di Mentawai.
"Seingat saya baru tiga seismik refleksi dalam itu kita kerjakan. Satu lagi di sekitar Timor. Itu tahun 1996. Semua didukung industri karena mahal. Yang di Sumatera LIPI dan BPPT bekerjasama dengan Institut Physique du Globe de Paris (IPG Paris) Prancis dan disupport industri perminyakan. Kebetulan saya ikut menangani," kata dia.
Hery menambahkan, pihaknya juga menggagas penelitian tentang potensi bencana di Mentawai, Sumatera Barat. Kajian potensi bencana di Jawa baru dilakukan setelah peristiwa gempa dan tsunami Aceh.
"Menyadari sedikitnya data, maka kami mulai melacak tsunami purba (paleo tsunami) dengan harapan mengetahui gempa pemicunya dan periode ulangnya," tambah Hery.
(Awaludin)