SURABAYA – DPRD Kota Surabaya menyoroti kurang maksimalnya perencanaan pembangunan sejumlah wilayah di Surabaya, Jawa Timur. Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya Buchori Imron menegaskan selama menjabat, Wali Kota Tri Rismaharini dinilai tidak memiliki perencanaan yang matang dalam membangun wilayahnya.
"Banyak sekali proyek Pemkot itu tanpa perencanaan dan DED (Detail Engineering Design) yang matang," ujar Buchori Imron kepada wartawan.
Ketua DPC PPP Kota Surabaya ini mencontohkan, jembatan bambu yang dibangun di Kawasan Wisata Mangrove, Wonorejo, Rungkut, Surabaya. Jembatan yang dibangun dengan APBD Kota Surabaya senilai Rp 1,2 miliar itu saat ini tidak terawat dan beberapa bagian sisinya kondisinya ambruk.
"Proyeknya kebanyakan tanpa konsep dan DED yang jelas, langsung dikerjakan begitu saja, proyek jembatan mangrove itu kecil, tapi kalau sampai roboh banyak wisatawan datang kesana kan memalukan, masak Pemkot nggak punya tenaga di paling bawah, tempat wisata kok amburadul," tegasnya.
Menurutnya, Pemkot Surabaya perlu mencontoh ke Probolinggo dalam penataan kawasan mengrove. Di Probolinggo jembatan yang membentang di mangrove terbuat dari besi dengan memiliki desain yang cantik. Bahkan di tengah hutan mangrove ada rumah makan.
Bukan hanya itu, pembangunan Jembatan suroboyo di kawasan wisata Kenjeran tidak disertai DED yang matang. Pembangunan jembatan yang menghabiskan dana APBD Kota Surabaya sebesar Rp 208 miliar itu saat ini kondisinya tidak difungsikan, bahkan ditutup.
Jembatan Suroboyo itu juga, tiba-tiba dikerjakan begitu saja, DED nya tidak ada, itu tidak bagus. Apalagi sekarang ditutup, tidak memberikan manfaat pada masyarakat sekitar, bahkan tidak ada efek ekonominya sama sekali," ujarnya.