BELAWAN –Setelah ditinggal suami karena meninggal dunia, Nek Atik (54) sekarang bekerja sebagai pemulung dan hidup sebatang kara digubuk reot yang tidak layak huni, di Jalan PLTU Lingkungan 3, Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan Sumatera Utara.
(Baca juga: Orang Miskin di Indonesia Makin Banyak, Bagaimana Bu Sri Mulyani?)
Janda Tua ini, sudah bertahun-tahun menyewa di gubuk reot tersebut berlantaikan tanah, berdindingkan seng serta beratapkan seng yang sudah using. Setiap harinya, Nek Atik menyewa gubuk tersebut sebesar Rp10 ribu.
Namun yang lebih memprihatinkan, Nek Atik digubuk tersebut hanya menggunakan lampu teplok, sebagai penerang rumahnya pada malam hari dan bila tiba pasang air laut (banjir rob), gubuknya senantiasa terendam air laut, apalagi bila turun hujan, gubuknya tersebut bocor hingga Nek Atik basah kuyup dalam gubuk tersebut.
Menurut pengakuan Nek Atik, dari hasil memulung perharinya bisa dapat mengumpulkan uang dari Rp15 ribu hingga Rp20 ribu.
“Uang yang saya dapat untuk menyewa gubuk, membeli beras, minyak tanah dan membeli minyak goreng,” ujarnya, Senin (26/10/2020).
Dia juga mengatakan, semasa hidup, suaminya juga bekerja sebagai pengemis, sekarang dia tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, karena Kartu Keluarga dan KTP nya terbakar.
“Kalau untuk makan, warga sekitar ada yang datang membelikan nasi bungkus,” tuturnya.
(fmi)