"Pemerintah Kim juga memerintahkan para diplomatnya di luar negeri untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat memprovokasi Amerika Serikat karena khawatir tentang pendekatan baru yang diharapkan Presiden terpilih Joe Biden terhadap Korea Utara," kata anggota parlemen kepada wartawan setelah menghadiri briefing pribadi dengan NIS.
Pemerintah Korut sendiri tetap bungkam atas kemenangan Joe Biden terhadap Presiden Donald Trump, yang melakukan tiga kali melakukan pertemuan dengan Kim Jong-un sepanjang 2018-2019 mengenai persenjataan nuklir Korut. Sementara diplomasi akhirnya terhenti, pertemuan itu membantu Kim dan Trump membangun hubungan pribadi serta perang kata-kata dan saling ancam yang telah mereka lakukan sebelumnya.
Salah satu anggota parlemen Korsel, Kim Byung-kee, mengutip laporan NIS yang mengatakan bahwa Korut menunjukkan kecemasan karena hubungan persahabatannya dengan Trump menjadi tidak berguna dan harus mulai dari awal dalam menangani pemerintahan Biden yang akan datang.
(Qur'anul Hidayat)