MAJALENGKA – Tujuh pemuda asal Majalengka, Jawa Barat telah meminta maaf, baik secara lisan maupun tertulis di atas materai enam ribu, terkait viralnya video adzan yang mengajak jihad, beberapa waktu lalu.
Tujuh orang tersebut mengakui jika perbuatannya itu telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
(Baca juga: Heboh Ajakan Jihad Lewat Adzan, Pelaku: Kami Mohon Maaf dari Lubuk Hati yang Paling Dalam)
Melalui video permohonan maaf, tampak tujuh pria yang melakukan adzan ‘hayya alal jihad’ menyampaikan permintssn maaf di balai Desa Sadasari Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka. Sementara pada surat pernyataan, mereka menandatangani di atas materai enam ribu dan disaksikan Plt Desa Sadasari Abdul Miskad serta saksi lainnya.
"Melalui surat pernyataan ini kami tujuh orang memohon maaf kepada semua pihak, atas video yang sempat viral sebelumnya. Permohonan maaf ini kami sampaikan kepada warga Desa Sadasari, pemerintah desa dan seluruh umat Islam di seluruh tanah air," kata salah satu dari tujuh orang tersebut, Anggi Wahyudin.
(Baca juga: Jawara Jaga Habib Rizieq : Kite Enggak Ada Takutnya, Tank ke Sini Kite Hadepin)
Anggi didampingi enam orang rekannya saat membacakan surat pernyataan maaf di video tersebut. Menurut dia, dalam video yang telah di buat sebelumnya memang telah berbau SARA dan isu agama. Namun, dia menyebut perbuatannya itu tidak memiliki tendensi kepada pihak manapun.
"Kami tidak bermaksud memitnah, menuduh, menyerang pihak manapun. Jika ada pihak yang merasa risih dan tidak nyaman, kami memohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam dan kami mengaku bersalah," kata dia.
Pihaknya mengaku, telah berbuat khilaf dan berjanji tidak mengulangi hal serupa. "Kami berharap agar semua pihak dan umat Islam secara keselurahan memaafkan kesalahan kami," katanya.
Keenam orang warga Desa Sadasari lainnya terdiri Anggi Wahyudin, Candra Purnama, Asep Kurniawan, Ahmad Kusaeri, Sahaad dan Fuad Azhari. Serta Ahmad Syarif Hidayat warga Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh menandatangani surat pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Bupati Majalengka, H Karna Sobahi, mengaku ketika mendengar kabar tersebut langsung mengintruksikan Camat Argapura untuk menyelidiki kebenaran video itu, dan segera ditangani agar tidak meluas.