BANDUNG - Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan, terjadi penurunan muka tanah (land subsidence) sebesar 6 cm per tahun di pesisir Pekalongan, Jawa Tengah. Penurunan muka tanah ini dikhawatirkan akan semakin parah tanpa ada penanganan tepat dari pemerintah daerah setempat.
Penelitian Badan Geologi dilakukan selama periode Maret hingga September 2020. Pada periode Maret hingga Juli 2020, Badan Geologi mencatat penurunan ketinggian 1,3 cm. Kemudian Juli hingga Agustus web saat 2,3 cm, lalu Agustus ke September sebesar 2,7 cm. Sehingga total penurunan selama periode Maret hingga September sebanyak 6 cm.
Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini Pekalongan berada pada ketinggian sekitar 100 cm di atas permukaan laut. Bila setiap tahun Pekalongan rata rata mengalami penurunan muka tanah 6 cm, maka diprediksi tahun 2036 Pekalongan akan terendam air.
"Itu juga tidak merata (penurunan muka tanah). Bisa ada yang lebih cepat dan lebih lambat. Tergantung kondisi geologi tanahnya," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Leluno via virtual, Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Tanah Bergerak dan Longsor di Pekalongan, 95 Rumah Rusak
Diakui dia, ada beberapa perbedaan hasil penelitian atas fenomena penurunan muka tanah di Pekalongan. Ada yang menyebut penurunan muka tanah di Pekalongan antara 8 hingga 10 cm per tahun. Namun hal itu tidak menjadi persoalan, yang terpenting adakah antisipasi dan pencegahan.