OHIO – Biro Investigasi Federal (FBI) menuduh veteran Angkatan Darat menjadi dalang kerusuhan yang terjadi di Capitol, Washington beberapa waktu lalu.
Veteran ini diketahui menjalankan bar di kampung halamannya di Ohio.
Namun bagi FBI dia adalah pemimpin lincah yang melakukan perjalanan ke Washington, DC, dan menyerbu Capitol AS, mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Jessica Watkins ditangkap di desa kecil Woodstock, Ohio, di suatu pagi.
“Kami bisa mendengar begitu banyak sirene. Dan kemudian kami mendengar mereka berteriak agar dia turun dengan tangan ke atas dan dia tidak melakukannya” kata Emma Dixon, yang menyaksikan penggerebekan menjelang fajar dari sebuah rumah di seberang jalan.
Watkins terlihat di video mengambil bagian dalam pemberontakan yang terkait dengan kematian lima orang dan anggota parlemen yang ketakutan.
(Baca juga: 11 dari 22 Penambang yang Terperangkap 600 Meter di Bawah Tanah Berhasil Diselamatkan)
Ketika FBI tiba di Woodstock, Watkins tidak ada di sana. Tapi ada sang pacar Montana Siniff.
Agen FBI menanyainya dan akhirnya pergi. Melalui pengaduan yang diajukan ke pengadilan, jaksa federal mengatakan agen menemukan apa yang tampaknya merupakan petunjuk untuk membuat bahan peledak, yang ditulis oleh “the Jolly Roger”.
Pihak berwenang mengatakan Jolly Roger juga merupakan nama bar Watkins dan akun Facebook yang diyakini terkait dengan dia.
(Baca juga: Presiden Biden Hadiri Misa Pertamanya Bersama Anak dan Cucu)
“Itu sepenuhnya salah. Dia benci bahan peledak. Tidak ada moral atau cara yang sah untuk benar-benar menggunakan bahan peledak sebagai warga negara biasa” terang Siniff, dikutip CNN.
Watkins, 38, sekarang ditahan di Penjara Montgomery County, sekitar 50 mil jauhnya di Dayton, setelah dia menyerahkan dirinya kepada pihak berwenang Minggu lalu.
Catatan menunjukkan Watkins bertugas di Angkatan Darat dengan nama berbeda dari April 2001 hingga Desember 2003. Dia dikerahkan ke Afghanistan dari September hingga Desember 2002.
Watkins dua veteran militer lainnya dituduh banyak hal. Mulai dari persekongkolan, konspirasi untuk menghalangi seorang perwira, perusakan properti pemerintah, menghalangi proses resmi, memasuki gedung atau lahan terbatas tanpa otoritas yang sah, dan kekerasan masuk atau perilaku tidak tertib di Capitol.