Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bersaing di Tengah Pandemi, Dubes RI untuk Jepang Dorong WNI Mampu Berinovasi

Tim Okezone , Jurnalis-Senin, 25 Januari 2021 |10:48 WIB
Bersaing di Tengah Pandemi, Dubes RI untuk Jepang Dorong WNI Mampu Berinovasi
Dubes RI untuk Jepang H.E. Heri Akhmadi (foto: KBRI Tokyo)
A
A
A

TOKYO - Pandemi Covid-19 (Corona) berdampak kuat pada perekonomian khususnya bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi mengatakan penguatan sektor UMKM dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, yang berkontribusi 61% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan menyerap angkatan kerja sebanyak 120 juta.

"UMKM Indonesia harus mempelajari syarat ekspor-impor, aturan standar, serta tren dan karakteristik produk yang berpotensi di Jepang. Pelaku UMKM harus berinovasi dan merespon perubahan perilaku konsumen yang telah beralih dari pasar konvensional ke pasar digital." terang Heri Akhmadi di Tokyo.

Hal lain menurut Heri Akhmadi adalah pelaku UMKM agar memanfaatkan peluang dari perjanjian perdagangan dan investasi kedua negara yang akan semakin terbuka. Dalam hal ini adalah Indonesian Japan Economic Partnership Agreement atau IJEPA yang sudah dalam tahap finalisasi menjadi IJEPA jilid dua.

Baca Juga: 3 Dubes RI di Jepang, Singapura, dan Nigeria Paparkan Penanganan Covid-19 Secara Jitu

"Dalam perjanjian IJEPA, lebih dari 80% yang masuk dalam pos tarif Jepang menikmati tarif 0%, contohnya produk kayu, ikan olahan, alas kaki, tekstil, perhiasan, furnitur dan lain-lain. Pemerintah Indonesia juga telah mendirikan Free Trade Agreement Center di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar. FTA Center tersebut bertujuan membantu UMKM untuk memperoleh informasi, jasa konsultasi dan advokasi," tambah Heri Akhmadi.

Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, akibat pandemi, saat ini UMKM sangat terdampak baik dari sisi supply maupun demand. Hal ini utamanya disebabkan adanya pembatasan interaksi fisik yang menyebabkan perubahan perilaku dan pola konsumsi konsumen.

Namun demikian lanjut Teten Masduki, Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat ada tambahan 2 juta UMKM terhubung ke dalam ekosistem digital. Saat ini sudah 16% atau 10,25 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital.

Baca Juga: Kaisar Jepang Resmi Terima Surat Kepercayaan Dubes RI

"Hal ini menunjukkan tren ekonomi digital selama pandemi tumbuh positif. Ini merupakan peluang baru di masa pandemi Covid-19, di mana porsi ekonomi digital Indonesia adalah terbesar di Asia Tenggara," tambahnya.

Wakil Duta Besar RI untuk Jepang Tri Purnajaya dalam paparannya mengatakan, pelaku UMKM Indonesia harus mulai berpikir untuk pasar global.

"Mindset UMKM Indonesia masih dengan pasar dalam negeri. Banyak peluang di Jepang. Mulai dr makanan halal, furnitur hingga produk pertanian. Perlu diperhatikan standar ekspor impor Jepang dan kualitas kontrol" kata Tri Purnajaya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement