Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jelajahi Dusun Cigintung Majalengka, "Desa Mati" yang Dihantam Pergerakan Tanah

Inin Nastain , Jurnalis-Rabu, 03 Februari 2021 |21:22 WIB
Jelajahi Dusun Cigintung Majalengka,
Dusun Cigintung, Majalengka, Jawa Barat (Foto: Inin Nastain)
A
A
A

Dusun Jotang, kini menjadi kampung baru ratusan KK yang ngungsi dari Cigintung. "Relokasi ke sini (Jotang) sebanyak 600 KK. Sampai sekarang, masih banyak bangunan yang tetap berdiri di sana (Cigintung). Memang ada sebagian warga yang memanfaatkannya untuk dipindah ke sini, seperti Genteng dan lain-lain," kata Kadus Jotang Eding Supardi.

Eding, yang pernah menjabat sebagai Kadus Cigintung itu menjelaskan, memang tidak semua warga di dusun tersebut pindah ke Jotang. Selain ke luar kota, beberapa warga juga masih bertahan di sana.

"Ada 80 KK masih bertahan di sana, yang daerahnya memang relatif aman. Selain itu, ada juga yang pindah ke luar kota, seperti Cirebon. Di sini (Jotang) saat ini ada 310 KK, karena ada yang pindah juga," papar dia.

Eding menjelaskan, kehidupan ratusan KK yang sebelumnya tercatat sebagai warga Dusun Cigintung memulai hidup baru di Jotang dimulai pada 2014 lalu. Proses kepindahan mereka ke daerah baru, dalam perjalanannya tidak berjalan mulus.

"Pemerintah sempat akan merelokasi kami ke Cipicung, tapi kami keberatan. Alasannya, akses yang terpencil, budaya kami dengan warga di sana pun tentunya berbeda. Kami dari awal menginginkan ke Jotang," jelas dia.

Setelah melalui proses yang tidak mudah, akhirnya Eding dan ribuan warga lainnya bisa pindah sesuai dengan yang diharapkan, Jotang. "Ini awalnya perkebunan yang dipenuhi pohon-pohon keras. Jadi, kami benar-benar buka dusun baru dari nol," ungkap dia.

"Di sini, kami beli tanah sendiri. Namun, untuk kebutuhan membuat rumah ada bantuan dari Pemerintah Provinsi. Besaran bantuannya, sesuai dengan kebutuhan membuat rumah ukuran 5x6 meter. Semua rumah di sini, awalnya memiliki luas yang sama, 5x6 meter itu," lanjut Eding.

Setelah berjalan 8 tahun, sejumlah fasilitas umum (fasum) kini sudah tersedia. Satu masjid Jami (untuk Jumatan) dan masjid-masjid lainnya, kini telah berdiri di Dusun Jotang.

"Saat awal, luas tanah yang dibeli itu dibatasi yakni 10 bata. Dari 10 bata itu 1,5 bata diserahkan untuk fasum, misalnya jalan. Sekarang kami juga sudah punya masjid. Jadi fasum di sini, hasil gotong royong warga. Alhamdulillah, kami di sini kompak," jelas dia.

Sejak 2014 sampai 2021 ini, Eding memastikan tidak ada warga 'luar' yang tinggal di dusun itu. Kalaupun ada warga baru, itu karena mereka nikah dengan warga dusun tersebut.

"Jadi murni warga Jotang, atau saudara dari warga di sini. Nggak ada pendatang yang benar-benar pendatang tanpa punya ikatan kekeluargaan," jelas Eding.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement