Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Laksamana Tiongkok Pernah Terdampar di Teluk Naga

Doddy Handoko , Jurnalis-Jum'at, 12 Februari 2021 |06:47 WIB
Laksamana Tiongkok Pernah Terdampar di Teluk Naga
Pernak-pernik Imlek di kawasan pecinan Tangerang. (Foto : Dok Okezone)
A
A
A

DI Babad Sunda dalam kitab Tina Layang Parahyang diceritakan pada 1407 terdampar rombongan kapal laut dari negeri Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Chen Ci Lung (Panglima Ha Lung). Kapal laut tersebut terdampar di desa Pangkalan (yang sekarang dikenal dengan Kecamatan Teluk Naga) yang saat itu dipimpin Adipati Anggalarang.

“Konon nama Teluk Naga tersebut diambil dari kapal laut yang berbentuk Kepala Naga yang terdampar di sebuah teluk di desa Pangkalan,” kata Yahya Saputra, budayawan Betawi.

Mereka terdampar serombongan, akhirnya menetap dan tinggal di desa tersebut dan melakukan pembauran dengan masyarakat dan melakukan kawin campur, sehingga memunculkan istilah Cina Bike (orang Tionghoa yang berasal dari keturunan bibi dan sinkhe).

Kemudian di Kota Tangerang muncul pemukiman etnis Tionghoa. Pemukiman Pasar Lama merupakan 1 dari 4 situs selain pemukiman Keramat Pe Peh Cun, makam (tanah gocap dan tanah cepek) dan rumah Kapitan. Masing-masing kawasan memiliki orientasi ke arah sungai (waterfront) lengkap dengan dermaganya. Dari keempat kawasan, hanya dermaga di Pasar Lama yang sudah tidak dapat dilihat lagi jejaknya.

Klenteng dan masjid di Pasar Lama Pasar Lama Tangerang bagi masyarakat setempat dikenal sebagai kawasan pecinan (kampung cina) Tangerang. Kawasan ini terkenal sebagai pasar di pagi hingga sore hari serta pusat makanan kaki lima di malam hari.

“Sekitar tahun 1513 komunitas Tionghoa pertama yang berada di daerah Teluk Naga masuk ke daerah Pasar Lama melalui Sungai Cisadane,” ungkapnya.

Mereka membangun rumah di 3 gang yang kini bernama Gang Cirarab, Gang Tengah atau Kali Pasir, dan Gang Cilangkap. Pola permukiman disusun dengan hierarki kosmologi yang jelas. Hierarki tersebut terdiri atas bagian atas (klenteng dan mesjid), tengah (rumah penduduk), dan bawah (Sungai Cisadane).

Klenteng berada di ujung Utara permukiman sementara dermaga lama berada di ujung Selatan. Keduanya dihubungkan oleh jalan utama yang juga berfungsi sebagai jalur permukiman.

Baca Juga : Di Glodok Ada Kedai Kopi Berumur 100 Tahun

"Mesjid berada di ujung Barat sejajar dengan Klenteng. Situasi ini memperlihatkan bahwa mesjid mendapatkan tempat yang sama tinggi dengan klenteng di Pecinan Pasar Lama,"ujarnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement