Utusan Presiden
Pemerintah sebenarnya tak tinggal diam. Presiden Jokowi pernah mengutus anggota Watimpres, Jenderal Purn Subagyo HS, melakukan upaya rekonsiliasi pada 2017. Namun, upaya ini gagal. PB XII-Tedjowulan tetap berseteru dengan Lembaga Dewan Adat Keraton Solo.
Hampir empat tahun kemudian, atau pada Februari 2021, kisruh Keraton Solo kembali mencuri perhatian setelah lima orang, di antaranya anak keturunan PB XII, terkurung di Istana.
Lima orang tersebut harus bertahan hidup tanpa listrik dan hanya makan seadanya. Kerabat Keraton Solo yang hendak mengirim makanan pun tak bisa lantaran terkunci di luar pagar.
Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma (USD), Heri Priyatmoko, menilai kisruh Keraton Solo ini menggambarkan bahwa para ndoro alias anak keterunan raja tidak memberi teladan kepada masyarakat.
Selain itu, kisruh yang kembali mencuat Kamis lalu membuat publik kaget.
“Gegeran kali ini bukan hanya memperlihatkan ketidakakuran mereka, tapi juga kondisi fisik Keraton Solo yang rusak parah. Itu cukup mengagetkan publik. Presiden (Jokowi) saya kira harus secepatnya bertindak (mengatasi kondisi fisik Keraton Solo),” kata dia saat ditemui Solopos.com di Solo, Sabtu (13/2/2021).
(Awaludin)