BADUNG – Puluhan jemaat mendatangi Gereja Kristen Protestan GKPB jemaat galang ning hyang-abianbase, Mengwi, Badung, Bali, sejak pagi hari untuk mengikuti ibadah Jumat Agung, (2/4/2021).
Mereka disiplin mengikuti protokol kesehatan dengan mencuci tangan dan dicek suhu tubuhnya sebelum masuk ke gereja. Petugas keamanan gereja juga memeriksa satu per satu tas bawaan jemaat untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
Namun, terdapat nuansa unik yang muncul dalam prosesi ibadah tersebut. Para jemaat yang hadir menggunakan baju adat Bali. Hal ini dilakukan karena umat Kristen di Abianbase merasa perlu melestarikan warisan nenek moyang yang telah berlangsung secara turun temurun.
Para jemaat wanita menggunakan kebaya dan kain endek khas bali. Jemaat pria mengenakan baju safari yang dipadukan dengan udeng atau ikat kepala khas bali serta kain khas bali lengkap dengan saputnya. Akulturasi budaya semacam ini tak hanya terjadi pada saat hari-hari besar keagamaan Kristen. Tapi, juga di setiap ibadah rutin yang dilaksanakan para jemaat. Selain mengenakan pakaian adat Bali, akulturasi budaya juga terlihat pada bangunan gereja yang kental dengan arsitektur Bali.
“Kami tidak meninggalkan budaya. Inilah budaya kami dan kami ikut menjaga kelestarian budaya,” kata Sekretaris GKPB jemaat galang ning hyang-abianbase, Putu Hans Widiatmika, Jumat (2/4/2021).
Baca Juga : 300 Jemaat Akan Ikuti Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta
Sementara itu, untuk menjamin kenyaman para jemaat melaksanakan ibadah Jumat Agung, puluhan anggota Polres Badung terlebih dulu melakukan penyisiran dan sterilisasi di bagian dalam maupun luar bangunan gereja. Penyisiran dan sterilisasi dilakukan sebagai antisipasi kerawanan yang berpotensi mengganggu jalannya rangkaian ibadah paskah.