Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Raden Patah Diangkat Sultan oleh Wali Songo

Doddy Handoko , Jurnalis-Rabu, 14 April 2021 |06:08 WIB
Kisah Raden Patah Diangkat Sultan oleh Wali Songo
ilustrasi: wikipedia
A
A
A

BABAD Tanah Jawi menyebutkan, Raden Patah menolak menggantikan Arya Damar menjadi bupati Palembang. Ia kabur ke pulau Jawa ditemani Raden Kusen. Sesampainya di Jawa, keduanya berguru pada Sunan Ampel di Surabaya.

(Baca juga: Runtuhnya Majapahit dan Invasi Raden Patah Suatu Kemustahilan Sejarah?)

Raden Kusen kemudian mengabdi ke Majapahit, sedangkan Raden Patah pindah ke Jawa Tengah membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah pesantren.

Makin lama Pesantren Glagahwangi semakin maju. Brawijaya di Majapahit khawatir kalau Raden Patah berniat memberontak. Raden Kusen yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati Terung diperintah untuk memanggil Raden Patah.

(Baca juga: MUI Sesalkan Sholat Tarawih Super Cepat di Indramayu)

Raden Kusen menghadapkan Raden Patah ke Majapahit. Brawijaya merasa terkesan dan akhirnya mau mengakui Raden Patah sebagai putranya. Raden Patah pun diangkat sebagai bupati, sedangkan Glagahwangi diganti nama menjadi Demak, dengan ibu kota bernama Bintara.

Nama Demak diambil dari bahasa Jawa yaitu “Demek” yang artinya tanah becek, karena pada saat itu Glagah Wangi dibangun diatas tanah yang becek atau berair.

Prabu Brawijaya ke 5 dari kerajaan Majapahit yang berkuasa pada saat itu memberi anugrah jabatan kepada Raden Fatah sebagai Adipati dengan gelar Adipati Nata Praja yang berkedudukan di Glagah Wangi Bintoro tahun 1477 M.

Raden Fatah selaku Adipati Nata Praja di Glagah Wangi Bintoro oleh para wali dinilai sangat berhasil dalam membangun pemerintahan dan menjadi panutan dan abdi seorang satria yang tampan cerdas santun serta bersahaja dan halus budi pekertinya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement