"Saya bahkan tidak tahu harus bertanya apa. Saya tahu ini sulit dipercaya, tetapi itu adalah kebenaran," terangnya.
"Saya tahu saya harus dipenjara, tapi saya tidak tahu saya akan berada di penjara selama sisa hidup saya. Saya bahkan belum pernah mendengar kata 'hidup dengan pembebasan bersyarat,” lanjutnya.
"Saya akan memberitahu Anda tentang betapa kacau saya sebagai seorang anak - saya tidak bisa membaca atau menulis, bahkan tidak bisa mengeja nama saya. Saya tahu nama saya adalah Joe karena seingat saya, dulu saya dipanggil begitu,” tambahnya.
Ligon mengatakan dia memasuki sistem penjara dengan bingung, bukannya takut.
Hal utama yang ada dalam pikirannya adalah keluarganya - "tentang jauh dari mereka, tentang hidup dalam kurungan".
"Itu adalah sesuatu yang perlu dipikirkan," ujarnya.
Sebagai narapidana AE 4126, Ligon seakan tidak pernah mempertanyakan berapa banyak waktu yang tersisa untuknya di balik jeruji.
Dia tinggal di enam penjara selama 68 tahun, setiap kali beradaptasi dengan rutinitas kehidupan penjara.
"Mereka membangunkan Anda pada pukul 06.00 dengan pengeras suara, dengan perintah, 'berdiri untuk menghitung, semuanya' ... pukul 07.00 adalah waktu makan, pukul 08.00 adalah waktu kerja."
Ligon kadang-kadang bekerja di dapur dan ruang cuci, tetapi sebagian besar waktunya dihabiskan sebagai petugas kebersihan.