"Kami mulai meminta sejumlah uang kepada orang-orang itu agar kami bisa mendapatkan anggur dan satu hal mengarah ke hal lain,” terangnya.
Malam itu berakhir dengan aksi penikaman. Ligon terlibat dalam kekerasan yang menyebabkan dua orang tewas dan enam lainnya luka-luka.
Ligon adalah orang pertama yang ditangkap. Di kantor polisi, dia mengatakan dengan jujur bahwa dia tidak bisa memberi tahu petugas dengan siapa dia pergi malam itu.
"Saya tahu dua orang yang bersama saya, tapi saya tidak tahu nama mereka, saya hanya tahu nama panggilan mereka,” terangnya.
Ligon mengatakan dia dibawa ke kantor polisi jauh dari rumahnya di Jalan Rodman dan ditahan selama lima hari, tanpa akses ke bantuan hukum.
Dia mengatakan dia marah untuk waktu yang lama karena orang tuanya ditolak ketika mereka mencoba untuk berkunjung.
Minggu itu, pria berusia 15 tahun itu didakwa dengan pembunuhan - tuduhan yang selalu dia bantah meskipun dalam wawancaranya dengan PBS, dia mengaku menikam dua orang yang selamat dan telah menyatakan penyesalannya.
"Mereka [polisi] mulai memberi kami pernyataan untuk ditandatangani, yang menuliskan bahwa saya terlibat dalam pembunuhan. Saya tidak membunuh siapa pun,” ujarnya.
Pennsylvania adalah salah satu dari enam negara bagian AS, yang mengatur bahwa hukuman penjara seumur hidup tidak memungkinkan tahanan dibebaskan bersyarat.
Ligon dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Saat itu dia mengakui fakta-fakta kasus tersebut dan hakim memutuskan dia bersalah atas dua tuduhan pembunuhan tingkat pertama.
Namun, remaja itu tidak berada di pengadilan untuk mendengar bahwa dia telah diberi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat - hal itu biasa mengingat hukuman merupakan kesimpulan pasti pada saat itu.
Namun, hal itu berarti dia masuk penjara tanpa mengetahui hukumannya - dan tidak terpikir olehnya untuk bertanya kepada siapa pun.