N’DJAMENA – Presiden Chad Idriss Deby tewas dalam pertempuran melawan pemberontak di garis depan, kata seorang juru bicara militer kepada media. Ini terjadi satu hari dia dikonfirmasi kembai terpilih untuk keenam kalinya.
Deby, (68 tahun), menderita banyak luka selama pertempuran melawan kelompok pemberontak Front for Change dan Concord in Chad (FACT), kata Angkatan Darat Chad pada Selasa (20/4/201).
BACA JUGA: Khawatir Serangan Pemberontak, AS Perintahkan Diplomat Tinggalkan Chad
FACT melancarkan serangan besar-besaran dari sebuah pangkalan di negara tetangga Libya pada 11 April, hari pemilihan presiden diadakan. Tentara Chad mengklaim pada Senin (19/4/2021) bahwa sekira 300 pejuang pemberontak telah tewas dalam pertempuran seminggu, menyatakan serangan telah berakhir.
Di hari yang sama, Deby dipastikan menjadi pemenang pemilihan, dengan perolehan suara hampir 80%. Dia seharusnya memberikan pidato kemenangan, tetapi malah pergi ke garis depan untuk bertemu tentara, kata direktur kampanyenya. Deby berkuasa melalui pemberontakan pada 1990.
BACA JUGA: Rudal Nyasar dari Jet Tempur Chad Hantam Rumah, Tewaskan 5 Warga Sipil
Sebagai sekutu Prancis, Deby berhasil menangkis berbagai pemberontakan melawan pemerintahannya, beberapa dengan bantuan bekas kekuasaan kolonial. Serangan FACT cukup berhasil dan berhasil maju ratusan kilometer dari perbatasan sebelum kemunduran akhir pekan lalu. Garis depan sekitar 300 km dari ibu kota, N'Djamena pada saat itu.
Pemberontak mengatakan "kesalahan" pada Sabtu (17/4/201) "memperlambat sedikit pawai kemenangan" ke ibu kota dan mengklaim mereka telah membalikkan keadaan pada pasukan pemerintah pada Minggu (18/4/2021).
(Rahman Asmardika)