Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Senja Kala Kekuasaan Ratu Inggris Usai Wafatnya Pangeran Philip

Agregasi VOA , Jurnalis-Rabu, 21 April 2021 |05:43 WIB
Senja Kala Kekuasaan Ratu Inggris Usai Wafatnya Pangeran Philip
Ratu Elizabeth berada di dalam mobil iring-iringan saat pemakaman Pangeran Philip (Foto: Reuters)
A
A
A

"Saya mengantisipasi bahwa kita akan lebih sering melihat Pangeran Charles dalam beberapa tahun ke depan sehingga kita, sebagai masyarakat, mulai melihatnya dalam perannya di masa depan sebagai raja,” lanjutnya.

Untuk saat ini, Ratu yang paling lama bertakhta dalam sejarah Inggris masih terus berkuasa. Namun dia akan melakukannya tanpa Philip, pria yang disebut ratu sebagai "kekuatan dan bertahan", sumber dukungan emosional dalam pekerjaannya yang sering kali sepi.

Kehilangan sosok Philip sangat mencolok saat upacara pemakaman pada Sabtu (17/4) di Kapel St. George di halaman Kastil Windsor. Saat itu sosok seorang janda berbalut busana hitam duduk sendirian, memberikan gambaran sekilas tentang fase soliter berikutnya dari pemerintahan ratu.

Pertanyaan tentang akhir pemerintahan ratu juga akan memicu perdebatan tentang masa depan monarki dalam jangka Panjang. Monarki dilihat oleh banyak orang sebagai simbol persatuan nasional, tetapi oleh orang lain dianggap sebagai sisa-sisa sejarah feodal bangsa yang sudah usang.

Kepala Eksekutif Republik Graham Smith mengatakan meski ada rasa hormat yang sangat besar untuk ratu, hal yang sama belum tentu berlaku untuk Charles dan anggota keluarga kerajaan lainnya. Dia berkampanye untuk menggantikan monarki dengan kepala negara terpilih.

“Kematian Philip berfungsi sebagai pengingat bagi banyak orang, yang sehari-hari tidak terlalu memikirkan monarki, bahwa perubahan akan datang,” ungkapnya kepada surat kabar Express.

Pemerintahan Ratu dimulai saat kematian ayahnya, Raja George VI, pada 6 Februari 1952. Dia dinobatkan sebagai Ratu Inggris secara resmi pada 2 Juni 1953.

Selama upacara penobatan itu, yang disiarkan televisi di seluruh dunia, sang ratu berjanji untuk memerintah Inggris dan wilayah lainnya. Enam tahun sebelumnya, dalam pidatonya di Afrika Selatan, Putri Elizabeth saat itu menjelaskan bahwa komitmennya adalah seumur hidup.

Bahkan saat dia berduka minggu lalu, Ratu menghadiri upacara yang menandai pengunduran diri Lord Chamberlain atau Kepala Urusan Rumah Tangga yang mengatur semua acara seremonial untuk istana. Selain itu, dia juga terus berkomunikasi dengan para pemimpin Persemakmuran.

Hal itu menunjukkan bahwa dia tidak berniat meniru Ratu Victoria, yang mundur dari kehidupan publik ketika suaminya, Pangeran Albert, meninggal secara tak terduga pada usia 42 tahun.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement