Setelah peristiwa G30S terjadi, Lekra turut menjadi sasaran penumpasan karena mengusung realisme sosialis. Di tahun 1965, Sudharnoto dipecat dari RRI dan menjadi tahanan politik di Rumah Tahanan Chusus (RTC) Salemba.
Setelah bebas dari tahanan, Sudharnoto harus menata kariernya dari awal lagi. Apalagi ia berstatus sebagai mantan tahanan politik yang dikaitkan dengan G30S. Sudharnoto kemudian bekerja sebagai penyalur es Petojo dan menjadi sopir taksi.
Pada 1969, Sudharnoto akhirnya menjadi pianis di restoran LCC dan kemudian di Sangrilla. Sang seniman mengembuskan napas terakhirnya pada 11 Januari 2000, meninggalkan karya-karya yang abadi dikenang, khususnya Garuda Pancasila.
(Erha Aprili Ramadhoni)