Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ssst... Ada Tes Keperawanan dan Keperjakaan di Candi Sukuh, Kain Sobek atau Terkencing-kencing

Doddy Handoko , Jurnalis-Rabu, 02 Juni 2021 |18:58 WIB
<i>Ssst</i>... Ada Tes Keperawanan dan Keperjakaan di Candi Sukuh, Kain Sobek atau Terkencing-kencing
Candi Sukuh. (Foto: Dok Pemkab Karanganyar)
A
A
A

Ada juga arca garuda dua buah berdiri dengan sayap membentang. Salah satu arca garuda itu terdapat prasasti menandai tahun saka 1363. Juga terdapat prasasti yang diukir di punggung relief sapi yang menyiratkan bahwa Candi Sukuh adalah candi untuk pengruwatan.

Dengan bukti-bukti relief cerita Sudamala, Garudeya serta prasasti-prasasti, maka dapat dipastikan Candi Sukuh pada zamannya adalah tempat suci untuk melangsungkan upacara-upacara besar (ritus) ruwatan. 

Sedangkan ditilik dari bentuk candi yang mirip dengan “punden berundak”, candi ini ditujukan sebagai tempat pemujaan roh-roh leluhur. 

Tradisi `ruwatan` juga masih dipelihara dengan baik oleh masyarakat penganut Hindu yang berdiam di sekitar kawasan candi sampai sekarang. 

Candi Sukuh dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh masyarakat Hindu Tantrayana. Dalam catatan sejarah, candi ini merupakan candi termuda dalam sejarah pembangunan candi di Bumi Nusantara.

Candi ini dibangun pada masa akhir runtuhnya Kerajaan Majapahit. Kompleks situs purbakala Candi Sukuh berada di ketinggian 910 meter diatas permukaan laut. Berhawa sejuk dengan panorama indah.

Memasuki kompleks candi, pintu masuknya melalui sebuah gapura. Pada sisi gapura sebelah utara terdapat relief `manusia ditelan raksasa` yakni sebuah `sengkalan rumit` (candrasengkala) yang bisa dibaca `Gapura (9) buta (5) mangan (3) wong (1)` atau gapura raksasa memakan manusia, merujuk tahun yakni 1359 Saka, atau tahun 1437 Masehi, tahun dimana pembangunan gapura pertama selesai.

"Di sisi selatan gapura juga terdapat relief raksasa yang berlari sambil menggigit ekor ular,"jelasnya.

Menurut candrasengkalanya berbunyi `Gapura buta anahut buntut` (gapura raksasa menggigit ekor ular), yang merujuk pula tahun 1359 Saka atau 1437 Masehi.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement