SRAGEN – Hama tikus menyerang Desa Brojol, Kecamatan Miri, Sragen, sejak beberapa hari yang lalu. Warga pun menggelar kegiatan geropyokan hama tikus. Alhasil, sebanyak 11.183 ekor tikus sawah mati terbantai.
(Baca juga: Viral! Iring-iringan Kendaraan Tempur Kostrad Dihadang Truk)
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Miri, Sragen, Dalyono, mengatakan, kegiatan geropyokan hama tikus diselenggarakan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Desa Brojol. Sejumlah kelompok tani yang tergabung dalam kegiatan ini adalah Sri Rejeki, Sri Widodo, Sri Rahayu, Dewi Sri dan Sri Makmur.
Geropyokan hama tikus itu digelar sebelum petani mengolah sawah untuk menyambut datangnya musim tanam (MT) III.
(Baca juga: Sekelompok Orang Ngamuk di Pasar Minggu, Obrak-abrik Warung Pecel Lele dan Bacoki Pembeli)
“Seluruh kelompok tani kompak menghadirkan semua anggotanya. Hari Kamis ada 350 orang yang terlibat dalam geropyokan tikus. Terus pada Jumat, jumlah anggota kelompok tani yang dilibatkan dalam geropyokan tikus bertambah hingga lebih dari 5.000 orang," ujar Dalyono dilansir Solopos, Minggu (6/6/2021).
Menurutnya, sebanyak 11.183 ekor tikus yang berhasil diburu. Desa-desa lain juga menggelar kegiatan serupa untuk mengendalikan hama tikus.
Maraknya hama tikus di area persawahan meresahkan kalangan petani. Pasalnya, hewan pengerat itu biasa merusak tanaman padi hingga putus batangnya.
Warga juga enggan memasang jebakan tikus yang teraliri listrik untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. Oleh sebab itu, geropyokan tikus dianggap masih menjadi cara yang efektif dan aman untuk mengendalikan populasi hewan pengerat ini di area persawahan.
Sebagai solusi jangka panjang, saat ini para petani di Kecamatan Miri mulai membudidayakan burung hantu atau tyto alba yang memiliki kemampuan dalam membunuh hama tikus. Satu ekor burung tyto alba bisa membunuh 3-5 ekor tikus setiap malamnya.