JAKARTA - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, Kalimantan Barat (Kalbar) tidak boleh lagi bergantung pasokan listrik dari Malaysia. Ia pun mendorong agar Kalbar memiliki kemandirian dan ketahanan energi.
Hal ini disampaikan LaNyalla menanggapi ucapan Gubernur Kalbar, Sutarmidji, yang mengatakan, jika periode Agustus 2020 Kalbar masih bergantung pada Sesco Malaysia untuk memenuhi kebutuhan listrik sebesar 714,78 MW. Beban puncak kebutuhan listrik di Kalbar adalah 509,52 MW.
Menurut LaNyalla, sebagai negara besar dengan sumber daya alam melimpah, Indonesia harusnya malu jika ketergantungan energi kepada negara tetangga.
“Kita harus terus berusaha membangun pembangkit-pembangkit listrik di Kalimantan Barat. Potensinya sangat besar mengingat kita kaya sumber energi. Intinya, nggak boleh lagi beli listrik dari Malaysia. Malu kita sebagai negara besar tetapi energi saja harus dipasok oleh negara lain,” tegas LaNyalla yang baru saja melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Barat.
Baca Juga: Gandeng BEM DIY, LaNyalla Berdiskusi soal Sistem Demokrasi dan Amandemen
Oleh karena itu, Senator asal Jawa Timur itu menyambut baik beroperasinya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Kalbar-1 unit 2 milik swasta yang berlokasi di Bengkayang, Kalimantan Barat. Pengoperasian PLTU itu dapat menurunkan volume pembelian listrik dari Sesco Malaysia hingga 48 persen.
PLTU yang akan beroperasi memiliki dua unit pembangkit dengan kapasitas masing-masing sebesar 100 megawatt (MW). Bisa menyalurkan 200 MW daya listrik tambahan untuk pelanggan. Setelah diujicoba, PLN menargetkan kedua unit PLTU sudah dapat beroperasi penuh pada pertengahan tahun ini.