Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketika Presiden Soeharto Bicara Ilmu Kebatinan, Mistik hingga Klenik

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 07 Juli 2021 |06:47 WIB
Ketika Presiden Soeharto Bicara Ilmu Kebatinan, Mistik hingga Klenik
Soeharto (Ist)
A
A
A

JAKARTA - Ada masanya ramai orang berbicara mengenai mistik, mengenai kepercayaan. Bagi Soeharto, pengertian mistik adalah ilmu kebatinan, bukan klenik. Tujuan ilmu kebatinan ialah mendekatkan batin kita dengan pencipta kita, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sesuai dengan peninggalan nenek moyang kita, ilmu kebatinan itu adalah untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan, mendekatkan batin kita kepada-Nya. Itu antara lain berdasarkan ilmu kasunyatan, ilmu sangkan paraning dumadi, dan ilmu kasampurnaning hurip. Itulah kebatinan yang sebenarnya.

"Orang kadang-kadang salah kaprah, mengira ilmu kebatinan itu adalah ilmu klenik. Ajaran agama juga sebetulnya sama saja. Agama itu mengajarkan supaya kita dekat kepada Tuhan. Percaya kepada Tuhan, takwa, berarti tunduk, patuh kepada perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan-Nya," demikian penuturan Presiden Soeharto, dikutip dari buku “Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya” yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH, diterbitkan PT Citra Kharisma Bunda Jakarta, tahun 1982.

Kepercayaan kita pun sesuai dengan agama yang demikian, yakni bahwa Tuhan itu ada sekalipun tidak berwujud. Jadi, ini soal keyakinan. Tidak hanya orang beragama saja yang percaya, berdasarkan iman bahwa Tuhan itu ada. Orang yang mengolah kebatinan pun menyadari kehidupan itu demikian halnya, percaya bahwa Tuhan itu ada.

Memang, yang menciptakan alam semesta dengan segala isinya itu adalah Tuhan. Ada yang bertanya mengenai Tuhan itu, bagaimana? Di mana tempatnya? Tuhan itu memang tidak berwujud, tidak berbentuk.

"Tempatnya? Adoh tan wangenan, cedhak tan senggolan, yang artinya: jauh tidak ada batasnya, dekat, namun tidak dapat disentuh," ungkap dia.

Lantas, apa yang harus kita yakini tentang adanya Tuhan itu? Yang harus kita yakini adalah sifatnya. Sifat Tuhan adalah Maha Sempurna. Sempurna dan Baik. Kalau kita sudah yakin, bahwa Tuhan tidak berwujud, tetapi yang ada adalah sifatnya, sifat Baik, sifat Sempurna, dan Maha Sempurna, maka kalau kita ingin mendekatkan diri kepada-Nya, berarti mendekatkan diri kita kepada sifat Tuhan itu. Jadi, batin kita harus kita ikat dengan sifat Tuhan. Cipta dan Rasa kita, harus selalu membuahkan Karsa yang baik dan menghasilkan tutur kata dan perilaku yang baik.

Untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Sempurna tidak bisa, tidak mungkin bagi manusia. Maha Sempurna hanya satu. Tetapi mendekatkan diri pada sifat baik Tuhan, setidak-tidaknya, berarti kita harus mengendalikan kehidupan kita itu supaya selalu berbuat baik. Kalau kita bisa berbuat baik, itu berarti kita ini dekat kepada Tuhan, dengan sifat Tuhan yang baik itu. Dalam rangka mendekatkan diri, mengelola batin supaya dekat kepada Tuhan, dengan sendirinya kita harus mengakui bahwa pada manusia itu sebetulnya juga ada sifat yang ada pada Tuhan, yaitu sifat baik.

Tetapi bagi manusia, Tuhan itu juga menciptakan sifat yang bertentangan dengan baik, ialah sifat jelek dan sifat buruk. Ini bedanya Tuhan itu sifatnya baik. Tetapi pada manusia bukan sifat baik saja yang ada, melainkan juga ada yang bertentangan dengan·itu. Misalnya, sabar itu baik. Tetapi pada manusia itu ada sifat berangasan, pemarah. Sifat jujur juga sifat yang baik. Tetapi pada manusia juga ada sifat tidak jujur, pembohong.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement