"Sehingga tidak mau lagi mengeluarkan data jumlah kasus tidak ada. Advokasi juga tidak ada, dan Juni 2020 lalu kemudian kematian masyarakat itu tak berhenti," jelasnya.
Dia menegaskan bahwa fakta virus taat pada hukum biologi dan terus menyebabkan kematian telah membantah keyakinan negara Tanzania. Bahkan, presiden yang mendeklarasikan menutup kasus Covid-19 akhirnya meninggal pada Maret tahun ini.
"Tanzania tidak ada di mana pun. Datang baru akhir-akhir ini mungkin ada karena presidennya meninggal dugaannya karena Covid meski dikatakan tidak," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)