Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Gatot, Bocah 15 Tahun yang Menjadi Kurir Proklamasi Kemerdekaan RI

Solichan Arif , Jurnalis-Sabtu, 21 Agustus 2021 |06:33 WIB
Mengenal Gatot, Bocah 15 Tahun yang Menjadi Kurir Proklamasi Kemerdekaan RI
Pemuda yang menjadi kurir proklamasi kemerdekaan RI (foto: ist)
A
A
A

Persis di bagian dada. Pada baju yang dikenakan Gatot dan Umar, masing-masing terpasang lencana kecil merah putih. Lencana berbahan logam tipis (seng) yang biasa dipakai para pejuang. Kereta api melaju sesuai dengan bahan bakar yang dipakai. Lambat. Setiap peluit menjerit, asap hitam bergelung-gelung tebal di udara. Api yang berasal dari kayu yang terbakar di atas tungku uap lokomotif, ada kalanya terpercik.

Percikan api yang dibawa angin menimpa rambut, juga membolongi baju penumpang yang berjejalan. 12 jam dengan berjalan merambat, kereta api akhirnya sampai Yogyakarta. Perjalanan berhenti sejenak. Gatot dan Umar turun. Tidak sulit menemukan sesama pejuang republik yang baru berumur dua bulan. Dengan memperlihatkan lencana merah putih, keduanya diterima dengan tangan terbuka.

Gatot dan Umar menginap semalam di Yogyakarta. Keesokan harinya. Dari stasiun Tugu, keduanya melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Sejumlah pejuang sempat memberinya uang saku sebagai tambahan bekal di perjalanan. Secara fisik maupun usia, Gatot dan Umar masih remaja belia. Di sepanjang perjalanan ke Jakarta. Kesanggupannya menjadi kurir kemerdekaan mendatangkan banyak reaksi orang lain.

Sesama penumpang kereta banyak yang merasa kagum. Bersimpatik. Namun tidak sedikit yang mencibir, memandang sebelah mata, dan bahkan mengolok-olok. Namun kedua remaja itu tidak berusaha meladeni. Tiba di Kota Purwokerto, Jawa Tengah, kereta api kembali berhenti. Di hari itu petugas kereta api harus kembali menyiapkan bahan bakar yang habis.

Roda-roda diperiksa. Sekrup-sekrup dikontrol. Gandengan antar gerbong dan tungku pembakar tidak luput dari pemeriksaan. Bahkan masinis, kondektur dan stoker atau petugas yang bertanggung jawab atas tungku pembakaran, juga diganti. Sesuatu yang umum di jaman itu. Dalam setiap trayek jarak jauh, secara estafet petugas kereta api dilakukan penggantian.

Seperti di Yogya. Di Purwokerto, Gatot dan Umar juga kembali menginap semalam. Keesokan harinya kereta kembali melanjutkan perjalanan. Belum lama berjalan, dari kejauhan terdengar rentetan tembakan. Para penumpang sontak panik. Gelisah. Bertanya-tanya. Mereka khawatir tembakan akan mendekat. "Katanya sudah merdeka. Lha kok perang lagi".

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement