Liputan itu berfokus pada pelanggaran penahanan di lab di 2019, untuk mendukung klaim keamanan lab yang lemah yang digemakan oleh pejabat China dan media pemerintah.
Tagar terkait telah dilihat lebih dari 100 juta kali di Weibo, setara dengan Twitter China.
"Kami melihat upaya kampanye yang lebih berkelanjutan yang melibatkan lebih banyak akun dan tersebar secara geografis untuk mempromosikan narasi," tentang Fort Detrick, kata Ira Hubert, analis investigasi senior di firma analisis sosial Graphika.
Teori populer lainnya, yang didorong oleh surat kabar nasionalis Global Times adalah hubungan asal-usul virus dengan pakar virus corona AS, Ralph Baric, dan para peneliti di Fort Detrick.
Surat kabar itu mengambarkan bahwa Baric menciptakan virus corona baru yang menginfeksi manusia, mengutip sebuah makalah yang ditulis bersama oleh peneliti yang berbasis di North Carolina tentang penularan virus dari kelelawar di Nature Medicine.
Dalam catatan editor, jurnal tersebut mengatakan bahwa mereka sadar telah digunakan untuk menyebarkan teori palsu, tetapi catatan itu tidak termasuk dalam laporan Global Times.
Surat kabar itu juga meluncurkan petisi online yang meminta warganet China untuk menandatangani surat terbuka menuntut penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke Fort Detrick.
Orang-orang dapat "menandatangani" surat itu hanya dengan satu klik, dan seruan itu dilaporkan mengumpulkan lebih dari 25 juta "tanda tangan".
Propaganda dari Swiss ke Fiji
Para ahli mengatakan Beijing berusaha membawa warganet non-China ke dalam perselisihan tentang asal-usul Covid-19 untuk semakin memperkeruh keadaan.
Sebuah contoh yang jelas terungkap pada Juli, ketika media pemerintah China tanpa henti melaporkan kritik yang ditulis dalam unggahan Facebook "Wilson Edwards", seorang pengguna yang mengaku sebagai ilmuwan Swiss.