"Kita lihat karena ada beberapa kemungkinan tingginya dua meter. Orang bisa jalan. Kita liat nanti fungsinya untuk apa. Tadi saya coba tusuk pakai linggis, kemungkinan lebih dalam juga. Bisa saja orang berdiri di situ, bisa saja orang jalan di situ kalau lihat sedimentasinya. Makanya akan kita lakukan pengerukan, normalisasi di bawah bertahap. Cuma karena enggak ada oksigen harus hati-hati," bebernya.
Kemudian, saluran seperti ini sebelumnya juga sempat ditemukan di daerah lain seperti Sukabumi, Klaten dan Bekasi. Di mana, juga diperkirakan saluran ini sudah ada sebelum Stasiun Bogor berdiri.
"Mirip dengan di Sukabumi, Klaten dan info terakhir di Bekasi. Jadi memang sisa-sisa peninggalan zaman Belanda dulu. Tapi sekali lagi apakah ini saluran air atau lain itu mesti didalami. Kemungkinan ini (dibangun) tahun 1800-an. Sebelum stasiun dibangun malah, karena rel di atas ini," tutup Bima.
(Qur'anul Hidayat)