KABUL - Pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban menyengsarakan banyak warga Afghanistan. Di ibu kota negara itu, Kabul, banyak warga terpaksa menjual perabotan rumah tangga mereka karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi, terutama untuk bertahan hidup.
Sejak Taliban berkuasa, semua perdagangan dan impor bahan mentah ke Afghanistan terhenti sepenuhnya. Akibatnya, harga bahan-bahan pokok meningkat tak terkendali sementara lapangan pekerjaan semakin menipis.
Warga Kabul, Jamshid Jan sangat terpukul oleh keadaan ini. Ia tidak memiliki pekerjaan dan ia tidak ingin keluarganya kelaparan.
(Baca juga: PBB: Rakyat Afghanistan Perlu Bantuan untuk Hidup)
“Saya membawa perabotan rumah tangga saya ke sini untuk dijual karena tidak ada pekerjaan dan kami harus menjual barang-barang kami karena tidak ada pekerjaan, apa yang harus kami makan? Saya meminta pemerintah menciptakan lapangan kerja, mereka harus memberi kami pekerjaan, karena kami tidak punya pekerjaan. Kami menjual perabotan rumah tangga ini hari ini, entah apa yang akan kami jual besok?," jelasnya.
Mohammad Omid, warga Kabul lainnya, merasakan kesengsaraan Jan. Namun, ia hadir di pasar dadakan perabotan rumah tangga itu, bukan sebagai penjual melainkan pembeli. Ia ingin membantu warga yang kesulitan.
(Baca juga: Pemberontak Anti-Taliban di Lembah Panjshir Klaim Belum Menyerah)
"Orang-orang di sini menjual perabotan rumah tangga mereka. Mereka adalah orang-orang miskin dan orang-orang yang telantar. Mereka mungkin kehilangan tempat tinggal karena perubahan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan begitu banyak masalah," kata Omid.