Sedikitnya persaingan dari hewan lain, mereka memiliki kesempatan luas untuk melakukan banyak hal di sepanjang jalur evolusi yang berbeda dan melintasi seluruh dunia, hingga menjajah Asia untuk pertama kalinya.
Seiring waktu, ular menjadi lebih besar dan lebih tersebar luas, mengeksploitasi habitat baru, dan mangsa baru. Kelompok-kelompok baru muncul, termasuk ular laut raksasa yang panjangnya mencapai 10 meter.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, menunjukkan bahwa semua ular yang hidup merupakan spesies yang selamat dari dampak asteroid, yang bahkan membunuh dinosaurus.
Keanekaragaman ular modern - termasuk ular pohon, ular laut, ular berbisa dan kobra, dan konstriktor besar seperti boa dan ular sanca – hanya muncul setelah kepunahan massal ini.
Peristiwa seperti itu - ketika setidaknya setengah dari semua spesies mati dalam waktu yang relatif singkat - hanya terjadi beberapa kali dalam perjalanan sejarah planet ini.
“Pada periode sesaat sesudah kepunahan besar, evolusi adalah yang paling liar, eksperimental dan inovatif,” terang Dr Nick Longrich dari Milner Center for Evolution di University of Bath.
Studi ini juga menemukan bukti ledakan kedua evolusi ular di sekitar waktu dunia bergeser dari "Hothouse Earth" yang hangat menuju iklim yang lebih dingin, yang memperlihatkan pembentukan lapisan es kutub dan awal Zaman Es.
Ular telah sangat berkembang di bumi dan dapat ditemukan di setiap benua kecuali Antartika. Mereka hidup di sebagian besar ekosistem, dari laut hingga gurun kering. Ada ular yang hidup di bawah tanah dan ada yang hidup di atas pohon. Ukurannya bervariasi dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 6 meter.
Ular sangat penting untuk kesehatan ekosistem, menjaga mangsa dan membantu manusia dengan mengendalikan hama. Namun, karena adanya konflik dengan manusia, banyak spesies terancam punah.
(Susi Susanti)