"Selama bertahun-tahun salon saya menjadi tempat bagi kaum muda untuk bercukur sesuai keinginan mereka dan tampil trendi," kata salah satu dari mereka kepada BBC.
"Tidak ada gunanya melanjutkan bisnis ini,” terangnya.
"Salon fashion dan tukang cukur menjadi bisnis terlarang," kata yang lain.
"Ini adalah pekerjaan saya selama 15 tahun dan saya rasa saya tidak bisa melanjutkannya,” ujarnya.
Tukang cukur lain di kota barat Herat mengatakan bahwa meskipun dia belum menerima perintah resmi, dia telah berhenti menawarkan cukur janggut.
"Pelanggan tidak mencukur janggut mereka [karena] mereka tidak ingin menjadi sasaran pejuang Taliban di jalanan. Mereka ingin berbaur dan terlihat seperti mereka,” lanjutnya.
Meskipun dia telah memangkas harga untuk potong janggut, namun dia mengaku bisnis ini sudah tidak banyak diminati.
"Tidak ada yang peduli dengan gaya atau gaya rambut mereka," katanya.
Instruksi tersebut menyarankan untuk kembali ke aturan ketat masa lalu kelompok yang berkuasa, meskipun menjanjikan bentuk pemerintahan yang lebih ringan.
Selama masa kekuasaan pertama Taliban dari 1996 hingga 2001, kelompok Islam garis keras melarang gaya rambut flamboyan dan bersikeras bahwa pria menumbuhkan janggut.
Sejak mengambil alih kekuasaan bulan lalu, Taliban telah melakukan hukuman keras terhadap lawan. Pada Sabtu (25/9), para pejuang kelompok itu menembak mati empat orang yang diduga penculik dan tubuh mereka digantung di jalan-jalan provinsi Herat.
(Susi Susanti)