Termasuk saat dirinya hendak mudik ke rumahnya di Tigaraksa, Tangerang. Dirinya tak bisa ke sana sejak PT KAI memberlakukan aturan aplikasi PeduliLindungi sebagai salah satu syarat menggunakan KRL.
"Kala itu saya di tolak di Stasiun Tanah Abang. Yaudah sejak itu saya engga pernah lagi naik KRL dan mudik," tambahnya.
Meski demikian, Agus sendiri bukan tanpa upaya mencari vaksinasi. Keterbatasan dua kaki palsu dan tangan kirinya yang buntung usai alami kecelakaan kereta 1995 lalu tak membuat diri berhenti mencari informasi vaksin, namun upaya itu selalu sia sia karena dirinya hanya seorang pendatang di Jakarta.
"Saya pikir saya nggak bisa vaksin karena bukan warga Jakarta. Mau balik ke Tigaraksa nggak bisa, karena binggung naik apa KRL enggak bisa di terminal nggak bisa," katanya.
Baca juga: Sambut HUT Ke-32, MNC Group Melalui MNC Peduli Gelar Sentra Vaksinasi di 32 Lokasi
Karena itu begitu seorang petugas Satpol PP mengajaknya untuk vaksin di sebuah warung kopi dekat kontrakannya, Agus tanpa pikir panjang langsung mendaftar. Bahkan semalam tadi, ia sempat sulit tidur karena bahagia hendak di vaksin.
"Nggak peduli saya vaksin a lebih bagus atau vaksin b efeknya jelek, yang penting saya udah divaksin," katanya.
Baca juga: Indonesia Terima 224 Ribu Vaksin AstraZeneca dari Jepang
Kini setelah divaksin, Agus yakin kondisi kesehatan takkan memburuk saat nantinya terpapar covid-19. Selain itu, ia juga menjadi lebih percaya diri dalam mencari pelanggannya, termasuk berencana mudik ke Tigaraksa bertemu dengan ketiga anaknya.
"Kalau sekarang lebih Pede (percaya diri) aja," tuturnya.