WASHINGTON - Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan perubahan iklim akan menyebabkan meningkatnya ketegangan internasional.
Perkiraan Intelijen Nasional pertama mengenai Perubahan Iklim tersebut merupakan pengamatan dampak iklim terhadap keamanan nasional hingga 2040.
Negara-negara akan berdebat tentang bagaimana merespons isu ini dan dampaknya akan paling terasa di negara-negara miskin, yang paling tidak mampu beradaptasi.
Laporan tersebut juga memperingatkan risiko jika teknologi geo-engineering futuristik digunakan oleh beberapa negara yang bertindak sendiri.
Baca juga: Intel AS: Ada Ancaman Teroris Baru yang Lebih Besar Selain Afghanistan
Laporan berisi 27 halaman itu berisi pandangan kolektif dari semua 18 badan intelijen AS. Ini adalah pandangan pertama mereka tentang apa arti iklim bagi keamanan nasional.
Laporan itu melukiskan gambaran dunia yang gagal bekerja sama, yang mengarah pada persaingan dan ketidakstabilan yang berbahaya. Laporan ini telah dikeluarkan tepat sebelum Presiden AS Joe Biden menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) iklim COP26 bulan depan di Glasgow, yang bertujuan untuk mencari kesepakatan internasional.
Baca juga: Intel AS Selidiki Data Genetik dari Laboratorium Wuhan Ungkap Asal-usul Covid-19
Penilaian ini juga memperingatkan negara-negara akan mencoba untuk mempertahankan ekonomi mereka dan mencari keuntungan melalui pengembangan teknologi baru. Beberapa negara mungkin juga menolak keinginan untuk melakukannya, di mana lebih dari 20 negara mengandalkan bahan bakar fosil untuk lebih dari 50% dari total pendapatan ekspor.
"Penurunan pendapatan bahan bakar fosil akan semakin membebani negara-negara Timur Tengah yang diproyeksikan menghadapi efek iklim yang lebih intens," terang laporan itu.
Laporan itu memperingatkan tak lama lagi, dampak perubahan iklim akan terasa di seluruh dunia.