MADURA – Beberapa dosen mengernyitkan dahi saat seorang mahasiswa sastra asal Madura sedang menyiapkan sebuah skripsi. Mengapa? Karena si mahasiswa meneliti tentang candaan Gus Dur kepada anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPR).
Pertanyaan atau rumusan masalah utama skripsinya adalah ‘Mengapa DPR tidak marah luar biasa meskipun Gus Dur menyamakan lembaga perwakilan rakyat itu dengan Taman Kanak-kanak (TK)?’
Sang dosen pembimbing, yang kebetulan orang Batak, tidak mampu mengarahkan si mahasiswa yang orang asli Jawa itu.
Dilansir laman NU Online, dosen-dosen lain yang berasal dari berbagai suku di tanah air juga angkat tangan. Bahkan seorang dosen asal Bali mencoba memastikan jika saat itu DPR sudah marah-marah ke Gus Dur.