Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

3 Pahlawan Nasional yang Berasal dari Banten, Siapa Saja?

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Rabu, 10 November 2021 |05:01 WIB
3 Pahlawan Nasional yang Berasal dari Banten, Siapa Saja?
Sjafruddin Prawiranegara saat berpidato dalam pelantikan Kabinet PRRI di Sumatera (Foto : lifa)
A
A
A

SETIAP tanggal 10 November dirayakan sebagai Hari Pahlawan. Dari sekian para pejuang Indonesia, beberapa diantaranya berasal dari Banten. Berikut adalah 3 tokoh pahlawan nasional dari Banten yang memiliki andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaaan Indonesia, sebagaimana dihimpun pada Rabu (10/11/2021) :

1. Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Ageng Tirtayasa merupakan sultan Banten ke-6 yang lahir pada tahun 1631 dengan nama kecil Abdul Fatah. Dirinya diangkat menjadi sultan pada usia yang masih muda (20 tahun) dan mendapatkan gelar Sultan Ageng Tirtayasa. Semasa hidupnya beliau memerintahkan rakyat Banten untuk menolak kerjasama dengan VOC (Belanda). Pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa tangkap dan dibuang di Batavia. Sultan Ageng wafat pada 1692.

Beberapa perjuangan Sultan Ageng untuk bangsa ini di antaranya keberhasilannya memajukan pertanian dengan sistem irigasi, memperluas hubungan diplomatik, dan meningkatkan volume perniagaan Banten sehingga mampu menempatkan diri secara aktif dalam dunia perdagangan internasional di Asia.

2. Syafruddin Prawiranegara

Syafruddin Prawiranegara lahir di Serang, Banten, pada tanggal 28 Februari 1911. Mengutip informasi yang ada dalam laman resmi Bank Indonesia, Syafruddin adalah orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjadi Presiden De Javasche Bank (DJB) pada masa-masa akhir (1951-1953).

Baca Juga : Kisah Heroik Bung Tomo dan Kolonel Sungkono, Motor Gelombang Gerakan 10 November 

Syafruddin menjadi pelopor dalam usulan agar pemerintah RI segera menerbitkan mata uang sendiri sebagai atribut kemerdekaan Indonesia untuk menggantikan beberapa mata uang asing yang masih beredar luas. Salah satu yang menjadi sorotan di masa kepemimpinan beliau adalah keteguhannya dalam menjalankan fungsi utama bank sentral sebagai penjaga stabilitas nilai rupiah serta pengelolaan moneter. Diketahui, Syafruddin Prawiranegara wafat di Jakarta 15 Februari 1989 pada usia 77 tahun.

3. Brigjen KH Syam’un

Brigjen K.H Syam’un lahir di Kampung Beji Desa Bojonegara pada tahun 1883. Brigjen K.H Syam’un terkenal dengan ulama yang berkharismatik. Dikutip dari Buku “Kyai Haji Sjam’un (1883-1949)”, kehadiran K.H Syam’un dalam masyarakat Banten diterima sebagai pelopor pembaharuan dan pengaruhnya baru terasa ketika beliau berhasil membina pesantren Citangkil yang kemudian dinamakan Perguruan Islam Al-Khaeriyah.

Selain itu, KH Syam’un membuka pusat pendidikan yang lebih luas dengan menggabungkan dua sistem pendidikan tradisional dan modern. Bantuan yang diberikan kepada santri bersifat materil dan moril juga menjadi kewajiban K.H Syam’un untuk dapat melestarikan tradisi islam melalui pendidikan. Bridjen K.H Syam’un juga berperan andil dalam perjuangan mengusir penjajah.

Perjuangan militer dilakukan dengan bergabung dalam PETA (Pembela Tanah Air) pada periode 1942-1945 sebagai komandan batalyon. Setelah tentara Jepang menyerah kepada sekutu, Syam’un diangkat menjadi Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Karisidenan Banten pada September 1945. Syam’un juga berperan dalam upaya mengusir mengusir tentara Jepang di Banten. (dilansir dari https://dinsos.bantenprov.go.id/ Pratitis Nur Kanariayti/Litbang MPI)

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement